adf.ly

Tampilkan postingan dengan label Makalah - Makalah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makalah - Makalah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 Maret 2011

MAKALAH TENTANG MENJERNIHKAN AIR KOTOR

BAB I
Pendahuluan


Mengendapkan air kotor sebelum di pakai masih banyak dijumpai dibeberapa daerah di Indonesia. Cara paling sederhana itu jelas belum memadai dilihat dari segi kesehatan. Soalnya, walaupun sudah diendapkan, masih banyak Lumpur dan mikroorganisme lain yang terkandung di air tersebut. Kesederhanaan cara memperoleh air bersih memang mutlak diperlukan agar semua orang bisa melakukannya. Syarat-syarat kebersihan air harus terpenuhi.
Air kotor dapat membahanyakan kesehatan pemakaiannya. Penyakit kolera,kurap,kudis,diare/disentri,atau tipus adalah sebagian dari penyakit-penyakit yang mungkin timbul kalau air kotor tetap dikonsumsi. Seandainya air kotor itu juga tercemar bahan-bahan kimia dan tetap dipakai terus-menerus selama bertahun-tahun, maka kerusakan ginjal dan gigi serta terkena penyakit kekurangan sel darah merah adalah resiko yang mugkin terjadi.



A.Persyaratan air Bersih



Untuk mencegah akibat buruk tersebut, air minum harus memenuhi syarat syarat fisika,kimia,radioaktifitas, dan mikrobilogi. Syarat air bersih ini tercantum jelas dalam peraturan mentri kesehatan tahun 1975 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum.
Syarat fisik di wujudkan dalam bentuk kekeruhan, bau, warna, dan rasa.Bau dan bersih sulit di bedakan. Air yang tercemar belerang dikatakan berbau dan terasa seperti belerang. Padahal air sama sekali tidak ada rasanya. Gejela keracunan bahan kimia di dalam air umumnya baru terlihat setelah bertahun-tahun air tersebut di konsumsikan.
Mikroorganisme pathogen sel berwujud bakteri,virus, atau spora pembawa bibit penyakit. Sebaiknya yang non pathogen,meskipun relative tidak berbahaya bagi kesehatan,kehadirannya akan menimbulkan rasa dan pembau yang tidak enak. Syarat radiologist berarti air harus bebas dari pencemaran bahan yang bersifat radioaktif.

 
B.Proses Penjernihan



Ada tiga cara menjernihkan air kotor yang bisa di pakai, yakni secara kimia memakai tawas dan kaporit. Secara fisik dengan memakai aneka ragam bahan sebagai penyaring; dan gabungan cara kimiawi dan fisik. Ketiga cara itu bisa di pakai untuk menanggulangi bau dan kekeruhan air, Kandungan bahan kimia tertentu,serta pencemaran bibit penyakit. Penjernihan air secara fisika tanpa memakai bahan kimia masih mungkin terjadi yang terbanyak di pakai ialah kombinasi fisika dan kimia.sebab,cara inilah yang paling bagus untuk menjernihkan air kotor.
Prinsip dasar yang dipakai terdiri dari proses pengumpulan, pengendapan, penyaringan, penyerapan, dan memetikan bibit penyakit. Bila cara fisika yang di pakai, proses yang terlewati hanya pengendapan,penyaringan,dan penyerapan.
Cara yang paling efektif untuk mematikan bibit penyakit,sepsrti bakteri,virus, spora dan kista.tujuan elektrodialisis adalah untuk menghilangkan kandungan garam didalam air.namun, proses yang memerlukan arus listrik ini terlalu rumit sehingga tidak cocok di terapkan di pedesaan.



 
BAB II
AIR UNTUK KELUARGA
Ada pameo menyebutkan, manusia tahan tidak makan selama seminggu, tetapi tidak mungkin sanggup menahan haus selama tiga hari. Tidak ada satu haripun terlewatkan tanpa air. Mandi,minum, makan, mencuci, dan lain-lain memerlukan air. Tujuannya agar air yang di konsumsi manusia tidak tercemar bahan-bahan yang berbahaya. Kriteria air kotor berbeda-beda, tergantung tujuan pemakaiannya. Air sungai yang mengalir di pegunungan terpencil masih bisa di pakai untuk mecuci pakaian, tetapi mungkin belum memenuhi syarat untuk langsung di minum.

 
A.Bahaya Air Kotor
Air kotor sumber aneka ragam penyakit sebab, air kotor bisa di pastikan membawa bibit peyakit yang berasal dari berbagai sumber, antara lain: Kotoran manusia atau hewan, sampah, tanah, lempur, tanaman, udara, dan air buangan pabrik.
Lantas, bibit penyakit apa saja yang paling sering di temukan di air kotor? Air yang tercemar kotoran penderita kolera sudah pasti membawa vibrio cholerae jernih bakteri penyebab kolera. Tipus dan hepatitis juga merupakan penyakit-penyakit yang sering timbul di air kotor.
Air kotor juga menjadi (tempat tinggal) yang nyaman bagi serangga-serangga penyebar penyakit tertentu. Contoh paling terkenal ialah nyamuk anopheles penyebar penyakit malaria.
Jumlah jenis mikroorganisme sangat di pengaruhi oleh asal air, sebagai contoh air sungai yang sudah tercemar kotoran manusia atau hewan akan mengandung banyak mikroorganisme pembawa penyakit infeksi saluran pencernaan, seperti disentri dan kolera.
Selain membawa bibit penyakit, air juga sering mengandung bahan-bahan beracun yang akibatnya baru timbul setelah sekian tahun mengkonsumsi air tersebut.
Air yang berwarna kekuningan kemungkinan besar terlalu banyak mengandung besi. Jika air tersebut di konsumsi terus munerus dalam waktu lama akibatnya ginjal dan gigi akan rusak. Selain besi bahan beracun yang sering mencemari air ialah timbale dan mercury.

 
B. Ciri-Ciri Air Bersih
Ada tiga sumber air yang paling banyak di temukan yakni; Air hujan, permukaan dan air tanah. Bila air hujan turun di kawasan industri yang udaranya sudah tercemar, air yang turun biasanya bersifat asam dan banyak mengandung CO2. Air tanah adalah air yang berada di dalam tanah. Air tanah yang sebagian berasal dari air permukaan dan air hujan ini relative lebih berssih. Contohnya,lokasi penggalian batu dan pasir.        
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik INDONESIA tahun 1975 tentang syarat-syarat dan pengawasan Kualitaas Air Minum, untuk bisa dikonsumsi manusia,Air harus memenuhi syarat-syarat fisik,kimia,radioaktivitas, dan mikrobiologis.
Dalam pengetian sehari-sehari, air bersih ialah air yang jernih, tidak berwarna,tawar, dan tidak berbau. Secara kimiawi, air minum harus ber-pH netral. Kalau terasa asam berate pH-nya di atas tujuh; pahit; pH-nya dibawah tujuh. Uji kenetralan pH bisa dilakukan dengan kertas lakmus. Persyaratan kimiawi terpenting yang perlu diperhatikan ialah kandungan bahan bahan kimia di dalam air. Kandungan bahan kimia itu tidak boleh melebihi diambang batas. Kelebihan flour, misalnya akan menyebabkan kerusakan gigi.

 
C. Menguji Kebersihan Air
Cara terpopuler untuk menguji kandungan bahan kimia di dalam air ialah dengan air teh. Caranya , campurkan segelas air the dengan segelah air yang akan diuji. Kemudian diamkan minimal 12 jam. Bila warnanya masih tetap seperti air the, tandanya kualitas air bagus jika warnanya semakin hitam kualitas air tersebut jelek.
    Kadar bau/ kekeruhan dicek dengan mencampurkan air yang akan diuji dengan air bersih. Caranya, campurkan segelas airkeruh/bau dengan segelas air bersih. Bila warna keruh/ bau hilang, berate kadar kekeruhan/bau rendah. Sebaliknya, bila warna masih tercium bau atau tetap keruh, sebaiknya air itu tidak dipakai.

 

 
BAB III
CARA MENJERNIHKAN AIR KOTOR

 
Jenis-jenis Media Penyaring
    Ada berbagai macam cara untuk menjernihkan air kotor. Namun, yang paling banyak dikenal ialah tekhnik penyaringan, pengedapan, dan penyerapan. Dari ketiga tekhnik tersebut mengunakan bahan-bahan seperti pasir, ijuk, arang batok, kerikil, tawas, bubuk kapur, kaporit, dan bahkan batu bisa di manfaatkan secara efektif untuk menjernihkan air. Biasanya orang orang jarang mengunakan satu tekhnik saja untuk memperoleh air bersih, kecuali yang mengunakan media tawas, bubuk kapur, dan kaporit.

     
    Pasir
      Saringan pasir berguna untuk mengurangi kandungan Lumpur dan bahan bahan padat yang ada pada dalam air. Umumnya air kotor yang akan disaring oleh pasir mengandung bahan padat dan endapan Lumpur. Karena itu, ukuran pasir yang dipakai pun tidak terlalu. Yang lazim dimanfaatkan ialah pasir berukuran 0,2 mm – 0,8 mm.
      Saringan pasir hanya mampu menahan benda padat terapung. Ia tidak bisa menyaring virus atau bakteri pembawa bibit penyakit. Itulah sebabnya air yang sudah melewati saringan pasir masih tetap harus disaring lagi oleh media lain. Saringan pasir ini harus sering dibersihkan sewaktu-waktu.

       
      Arang Batok
        Ada dua bentuk arang batok yang bisa dipakai. Pertama butiran berdiameter 0,1 mm. kedua berbentuk bubuk berukuran 200 mesh. Masing-masing memiliki kelemahan. Karena berfungsi menyerap mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang terkandung di air kotor, setelah beberapa waktu, arang batok ini tidak berfungsi lagi. Ciri ketidak efektifannya ialah air yang tersaring sudah tidak begitu jernih lagi, bila hal tersebut terjadi batok perlu dicuci dengan air bersih atau bahkan harus diganti. Disbanding dengan arang berbentik butiran dengan bubuk proses penyerapan mikroorganisme lebih cepat terjadi pada bentuk bubuk. Teknik pelaksanaannya ialah dengan menaburkan bubuk itu ke bak berisi air kotor. Setelah diaduk, lama- kelamaan bubuk akan mengendap sambil membawa bahan-bahan kimia pencemar.

         
        Penyaring lain
          Media penyaringan ini ialah mengunakan ijuk dan krerikil. Saringan mengunakanteknik ini akan menyerap Lumpur dan air kotor sementara air yang sudah bebas dari Lumpur masuk kedalam bak. Zeolit, perlit, dan logam tahan karat tidak begitu cocok dipakai didaerah pedesaan lantaran relative mahal dan susah didapat. Supaya berfungsi dengan baik media penyaringan ini harus tetap dalam keadaan basah jangan sampai kering karena dapat menguraikan kematian bakteri. Cara terbaik ialah dengan mengatur arus air sehingga selalu ada air yang mengalir.


            Kapur, Tawas, dan Kaporit


          Kapur.tawas,dan kaporit biasa disebut koagulan karena bisa menimbulkan koagulasi. Koagulasi ialah proses penggumpalan melalui reaksi kimia.
          Air yang ditaburi kapur/tawas/kaporit masih harus disaring lagi. Tujuanya agar endapan yang timbul semakin berkurang. Jadi penaburan tawas/kapur/kaporit biasa dilakukan pada bak pertama selanjutnya air disaring di bak berlainan dengan media campuran

           
          Cara Membuat Saringan

            Cara Fisika
            Bak pengendap dan Penyaring
              Cara paling sederhana menyalurkan air dari bak penampung ke bak penyaringan harus pakai media bamboo. Akan tetapi bila kondisi yang memukinkan, sebaiknya air disalurkan melaui parit kecil yang berkelok-kelok. Di beberapa tempat diparit itu diletakan batu-batu berukuran sedang sehingga air setiap memercikan air tujuannya untuk menambah kadar oksigendi dalam air. Semakin panjang parit dan semakin banyak percikan semakin banyak air tersebut mengandung oksigen. Cara lain menambah kadar oksigen ialah dengan memakai kincir aingin/baling-baling, seperti yang dilakukan penambak udang. Air yang terputar akan terpercik sehingga terjadi kontak langsung dengan udara. Penabahan oksigen juga dapat dilakukan melaui aerator udara dimasukan kedalam air dengan pompa tekanan air.

               
              Lumpang Batu
                Cara yang paling sederhana dan murah ialah dengan membuat lumping batu. Tekhnik ini hanya cocok dipakai untuk menjernihkan air sungai
                Membuat lumpang batu merupakan langkah pertama yang perlu dilakukan. Batu pedas di gali dan dipotong ber bentuk kubus. Selanjutnya batu itu dipahat bagian dalamnya sehingga terbentuk lumpang batu.
                Lumpang batu kemudian di letakan di sungai yang dangkal hal ini untuk membuat air yang mengalir tidak terlalu deras karena air lewat dengan pori-pori lumpang yang kecil.

                Arang Batok
                  Yang agak mirip dengan teknik di atas adalah penjernihan air kotor dengan arak batok. Bedanya pemakaian arang batok bisa dilakukan di halaman rumah.
                  Pada cara ini arang batok di masukan kedalam bak yang berukuran sesuai kebutuha. Sebelum di isi arang batok di dasr bak duletakan pipa bamboo yang kulit luarnya sudah dikupas sehingga tampak bagian dalamnya.
                  Air kotor dimasukan kedalam bak melaui pipa bambu air kotor ini akan keluar kedalam bak berisi arang batok melalui pori-pori kayu. Setelah disaring oleh pori-pori kayu kemudian sisaring lagi oleh arang batok, maka akan diperoleh air bersih. Kadar organic kekeruhan,warna, dan bau air kotor sudah jauh berkurang.

                   
                  2. Kombinasi cara Fisika dan kimia.
                      
                   
                  A. Drum
                  Untuk menjernihkan air kotor dengan cara ini, minimal diperlukan dua drum berukuran sama. Drum pertama berfungsi untuk megendapkan Lumpur. Drum kedua di pakai sebagai penyaring air yang lumpurnya sudah di endapkan di drum pertama. Tinggi air dari dasar drum sekitar 5-10cm, jangan lebih pendek lagi. Tumpukan kerikil setebal 5cm di tempatkan di dasar drum. Setelah iti di hamparkan ijuk dengan ketebalan 10cm air kotor yang akan di jernihkan dimasukan di drum pertama. Aduklah air kotor itu perlahan-lahan dengan arah adukan searah. Penambahan ketiga bahan kimia itu akan menimbulkan pengendapan dengan demikian, keesokan harinya saat di perlukan air bersihkan, endapan sudah sempurna

                   
                  B.Gentong bertingkat
                  Penjernih air ini terdiri dari tiga gentong berukuran sama besar yang disusun bertingkat. Gentong diatas dihubungkan dengan gentong dibawah yang dilengkapi kran.
                      Air kotor pertma akan dilakukan pengendapan dengan tawas dan batu kapur tiap 10 liter air memerlukan 1 gram tawas dan 1 gram batu kapur. Gentong yang kedua di beri ijuk setebal 10 cm, lapisan pasir berdiameter 0,25 mm -0,1 mmsetebal 40 cm, dan lapisan krikil setebal 10 cm. gentong yang ketiga di jernihkan dengan kaporit.

                   

                   
                  BAB IV
                  KESIMPULAN DAN SARAN


                  Kesimpulan

                  Air kotor dapat membahanyakan kesehatan pemakaiannya. Penyakit kolera,kurap,kudis,diare/disentri,atau tipus adalah sebagian dari penyakit-penyakit yang mungkin timbul kalau air kotor tetap dikonsumsi. air minum harus memenuhi syarat syarat fisika,kimia,radioaktifitas, dan mikrobilogi. Syarat air bersih ini tercantum jelas dalam peraturan mentri kesehatan tahun 1975 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum. Cara terpopuler untuk menguji kandungan bahan kimia di dalam air ialah dengan air teh. Caranya , campurkan segelas air the dengan segelah air yang akan diuji. Kemudian diamkan minimal 12 jam. Bila warnanya masih tetap seperti air the, tandanya kualitas air bagus jika warnanya semakin hitam kualitas air tersebut jelek. Ada berbagai macam cara untuk menjernihkan air kotor. Namun, yang paling banyak dikenal ialah tekhnik penyaringan, pengedapan, dan penyerapan. Dari ketiga tekhnik tersebut mengunakan bahan-bahan seperti pasir, ijuk, arang batok, kerikil, tawas, bubuk kapur, kaporit, dan bahkan batu bisa di manfaatkan secara efektif untuk menjernihkan air. Biasanya orang orang jarang mengunakan satu tekhnik saja untuk memperoleh air bersih, kecuali yang mengunakan media tawas, bubuk kapur, dan kaporit

                   
                  Saran
                  Hendaknya masyarakat mengetahui akibat dari mengkomsumsi air kotor,
                  Hendaknya masyarakat mengetahui bagaimana cara memperoleh air bersih.
                  Hendaknya masyarakat menjaga air supaya tidak terjadi pencemaran air, dan
                  Hendaknya meningkatkan kesadaran masyarakat akan air sebagai sumber kehidupan

                    MAKALAH tentang Chikungunya

                    PENDAHULUAN

                    Latar Belakang


                      Menurut situs Universitas Standford, virus Chikungunya masuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus, dan ditularkan Nyamuk Aedes Aegypti. Virus ini terus menimbulkan epidemi di wilayah tropis Asia dan Afrika sejak diidentifikasi tahun 1952 di Afrika Timur. Di Indonesia Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda tahun 1973. Kemudian berjangkit di Kuala Tunkal, Jambi, tahun 1980. Tahun 1983 merebak di martapura, ternate dan Yogyakarta. Setelah vakum hampir 20 tahun, awal tahun 2001 kejadian luar biasa ( KLB ) demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi ( Jawa Barat ), Purworejo dan Klaten ( Jawa Tengah ) tahun 2002. Dari literatur yang saya baca, memang ada gelombang epidemi 20 tahunan. Penjelasan lain, menurut situs Keamanan Laboratorium Kanada, antibodi yang timbul dari penyakit ini membuat penderita kebal terhadap serangan virus selanjutnya. Oleh karena itu, perlu waktu panjang bagi penyakit ini untuk merebak kembali. Tak ada cara lain untuk mencegah Demam Chikungunya kecuali mencegah gigitan nyamuk serta memberantas tempat perindukan nyamuk dengan tiga M ( Menutup, Menguras dan Mengubur barang bekas yang bisa menampung air ) atau menaburkan bubuk abate pada penampungan air sebagaimana mencegah Demam Berdarah.
                      Virus Chikungunya pertama kali diidentifikasi di Afrika Timur tahun 1952. Tidak heran bila namanya pun berasal dari bahasa Swahlii, Artinya adalah yang berubah bentuk atau bungkuk, Postur penderitanya memang kebanyakan membungkuk akibat nyeri hebat di persendian tangan dan kaki. Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, Genus alphavirus, dan ditularkan oleh Nyamuk Aedes Aegypti. Gejalanya adalah demam tinggi, sakit perut, mual, muntah, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, serta bintik-bintik merah terutama di badan dan tangan, meski gejalanya mirip dengan Demam Berdarah Dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan ( Schok ) maupun kematian. Masa inkubasi : dua sampai empat hari, sementara Manifestasinya tiga sampai sepuluh hari. Virus ini tidak ada vaksin maupun obat khususnya, dan bisa hilang sendiri, namun, rasa nyeri masih tertinggal selama berhari-hari sampai berbulan-bulan.
                      Gejala Demam Chikungunya mirip dengan Demam Berdarah Dengue yaitu Demam yang tinggi, menggigil, sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, nyeri sendi dan otot serta bintik-bintik merah pada kulit terutama badan dan lengan. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan ( Schok ) maupun kematian. Masa inkubasi dari demam Chikungunya dua sampai empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari . Virus ini termasuk ? Self Limiting Disease ? alias hilang dengan sendirinya. Namun rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. ?Cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di warung, yang penting cukup istirahat, minum dan makanan bergizi.
                      Sekitar 200-300 tahun lalu virus chikungunya (CHIK) merupakan virus pada hewan primata di tengah hutan atau savana di Afrika. Satwa primata yang dinilai sebagai pelestari virus adalah bangsa baboon (Papio sp), Cercopithecus sp. Siklus di hutan (sylvatic cycle) di antara satwa primata dilakukan oleh nyamuk Aedes sp (Ae africanus, Aeluteocephalus, Ae opok, Ae. furciper, Ae taylori, Ae cordelierri). Pembuktian ilmiah yang meliputi isolasi dan identifikasi virus baru berhasil dilakukan ketika terjadi wabah di Tanzania 1952-1953. Baik virus maupun penyakitnya kemudian diberi nama sesuai bahasa setempat (Swahili), berdasarkan gejala pada penderita. Maka hadirlah chikungunya yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung (that which contorts or bends up). Setelah beberapa lama, perangai virus chikungunya yang semula bersiklus dari satwa primata-nyamuk-satwa primata, dapat pula bersiklus manusia-nyamuk-manusia. Tidak semua virus asal hewan dapat berubah siklusnya seperti itu. Di daerah permukiman (urban cycle), siklus virus chikungunya dibantu oleh nyamuk Ae aegypti. Beberapa negara di Afrika yang dilaporkan telah terserang virus chikungunya adalah Zimbabwe, Kongo, Burundi, Angola, Gabon, Guinea Bissau, Kenya, Uganda, Nigeria, Senegal, Central Afrika, dan Bostwana. Sesudah Afrika, virus chikungunya dilaporkan di Bangkok (1958), Kamboja, Vietnam, India dan Sri Lanka (1964), Filipina dan Indonesia (1973). Chikungunya pernah dilaporkan menyerang tiga korp sukarelawan perdamaian Amerika (US Peace Corp Volunteers) yang bertugas di Filipina, 1968. Tidak diketahui pasti bagaimana virus tersebut menyebar antarnegara. Mengingat penyebaran virus antarnegara relatif pelan, kemungkinan penyebaran ini terjadi seiring dengan perpindahan nyamuk.
                      Hasil penelitian terhadap epidemiologi penyakit chikungunya di Bangkok (Thailand) dan Vellore, Madras (India) menunjukkan bahwa terjadi gelombang epidemi dalam interval 30 tahun. Satu gelombang epidemi umumnya berlangsung beberapa bulan, kemudian menurun dan bersifat ringan sehingga sering tidak termonitor. Gelombang epidemi berkaitan dengan populasi vektor (nyamuk penular) dan status kekebalan penduduk. Pengujian darah (serologik) penyakit chikungunya sering tidak mudah karena serum chikungunya mempunyai reaksi silang dengan virus lain dalam satu famili. Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELI.
                      Menurut informasi yang didapat dari sumber lain, disebutkan bahwa,
                      Penyakit ini pertama sekali dicatat di Tanzania, Afrika pada tahun 1952, kemudian di Uganda tahun 1963. Di Indonesia, kejadian luar biasa (KLB) Chikungunya dilaporkan pada tahun 1982 di beberapa provinsi: Yogyakarta (1983), Muara Enim (1999), Aceh dan Bogor (2001). Sebuah wabah Chikungunya ditemukan di Port Klang di Malaysia pada tahun 1999, menjangkiti 27 orang.


                      Pokok Permasalahan

                        1. Pengertian
                        2. Penyebab/ Ethiologi
                        3. Faktor Resiko
                        4. Klasifikasi
                        5. Riwayat Alamiah Penyakit
                        6. Tanda dan Gejala Klinis
                        7. Reservoir dan Cara Penularan
                        8. Diagnosis
                        9. Upaya Pencegahan
                        10. Program Pemberantasan

                        1. Tujuan Penulisan
                          Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi pada jurusan D3 Kebidanan




                        BAB II
                        KAJIAN TEORITIS

                        Pengertian

                          Chikungunya adalah sejenis demam virus yang disebabkan alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti. Namanya berasal dari sebuah kata dalam bahasa Makonde yang berarti "yang melengkung ke atas", merujuk kepada tubuh yang membungkuk akibat gejala-gejala arthritis penyakit ini.
                          Chikungunya berasal dari bahasa Shawill berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung (that which contorts or bends up), mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia).
                          Gejala penyakit ini termasuk demam mendadak yang mencapai 39 derajat C, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala, conjunctival injection dan sedikit fotofobia.

                          1. Penyebab/ Etiologi



                          Demam Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV). CHIKV termasuk keluarga Togaviridae, Genus alphavirus, dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegpti.

                          Faktor Resiko


                            Chikungunya tidak membahayakan nyawa penderitanya sebab Chikungunya, Tidak Menyebabkan Kematian atau Kelumpuhan, hanya saja akan terjadi nyeri sendi, nyeri sendi ini terjadi pada lutut pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki.
                            Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue. Meski masih "bersaudara" dengan demam berdarah, penyakit ini tidak mematikan.
                            Memang, sewaktu virus berkembang biak di dalam darah, penderita merasa nyeri pada tulang-tulangnya terutama di seputar persendian sehingga tidak berani menggerakkan anggota tubuh. Namun, bukan berarti terjadi kelumpuhan.

                            Jenis/ Klasifikasi



                              Chikungunya
                              Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
                              ICD-10
                              A92.0
                              ICD-9
                              065.4, 066.3
                              DiseasesDB
                              32213


                              Klasifikasi virus
                              Kelas: Kelas IV ((+)ssRNA)
                              Famili: Togaviridae
                              Genus: Alphavirus
                              Spesies: Chikungunya virus


                              Riwayat Alamiah Penyakit

                                Masa inkubasi dari demam Chikungunya dua sampai empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari. Virus ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.
                                Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di warung. Yang penting cukup istirahat, minum dan makanan bergizi.  Virus ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.

                                Tanda dan Gejala Klinis

                                  Gejala penyakit ini termasuk demam mendadak yang mencapai 39 derajat C, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala, conjunctival injection dan sedikit fotofobia.
                                  Gejala-gejalanya mirip dengan infeksi virus dengue dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu. Virus ini dipindahkan dari satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk, antara lain Aedes aegypti.

                                  Virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti akan berkembang biak di tubuh manusia. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari.
                                  Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari.  Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam.
                                  Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah.  Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama 3 hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok.
                                  Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Dengan istirahat cukup, obat demam, kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam, penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam tujuh hari.

                                  Reservoir dan Cara Penularan

                                    Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung (that which contorts or bends up), mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia).
                                    Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki.
                                    Masih banyak anggapan di kalangan masyarakat, bahwa demam Chikungunya atau flu tulang atau demam tulang sebagai penyakit yang berbahaya, sehingga membuat panik. Tidak jarang pula orang meyakini bahwa penyakit ini dapat mengakibatkan kelumpuhan.
                                    Memang, sewaktu virus berkembang biak di dalam darah, penderita merasa nyeri pada tulang-tulangnya terutama di seputar persendian sehingga tidak berani menggerakkan anggota tubuh. Namun, bukan berarti terjadi kelumpuhan
                                    Penyakit Chikungunya disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus chikungunya. Virus Chikungunya ini masuk keluarga Togaviridae, genus alpha virus.
                                    Penyebaran CHIKV dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk. Nyamuk dapat menjadi berpotensi menularkan penyakit bila pernah menggigit penderita demam chikungunya. Kera dan beberapa binatang buas lainnya juga diduga dapat sebagai perantara (reservoir) penyakit ini. Nyamuk yang terinfeksi akan menularkan penyakit bila menggigit manusia yang sehat.
                                    Aedes aegypti (the yellow fever mosquito) adalah vektor utama atau pembawa CHIKV. Aedes albopictus (the Asian tiger mosquito) mungkin juga berperanan dalam penyebaran penyakit ini di kawasan Asia. Dan beberapa jenis spesies nyamuk tertentu di daerah Afrika juga ternyata dapat menyebarkan penyakit Chikungunya.
                                    Masih belum diketahui secara pasti bagaimana virus tersebut menyebar antar negara. Mengingat penyebaran CHIKV antar negara relatif pelan, kemungkinan penyebaran ini terjadi seiring dengan perpindahan nyamuk. Dewasa ini makin sering berbagai penyakit hewan dari tengah hutan yang merebak (spill over) ke permukiman penduduk. Sebutlah di antaranya St Louis Encephalitis dan Sungai Nil Barat (West Nile), yang telah menimbulkan banyak korban. Peredaran virus memang tak bisa lagi dibatasi oleh posisi geografi. Hutan yang tadinya tertutup menjadi terbuka, daerah yang dulu terisolir kini bisa dengan mudah berhubungan ke mana saja. Cara perpindahan virus bisa berupa apa saja.
                                    Pada era globalisasi yang serba cepat seperti sekarang ini, seseorang hari ini dapat berada di Eropa atau Afrika, dan esok harinya sudah berada di benua lainnya seperti di Bali atau Jakarta. Dengan pola perpindahan penduduk yang sangat cepat ini, sangat potensial terjadi penyebaran berbagai macam penyakit termasuk virus. Orang yang tertular penyakit di suatu negara bisa saja membawanya ke Indonesia. Penyakit yang dibawa ada yang dapat hilang dengan sendirinya, namun dapat pula berlanjut siklusnya bila faktor pendukungnya ada. Perdagangan satwa langka yang cukup mendapat sorotan beberapa waktu lalu, bisa saja membawa serta virus dari hutan ke tempat yang jauh di negeri orang. Belum lagi nyamuk yang dapat menyelundup ke dalam kabin pesawat terbang dan beterbangan di Indonesia.

                                    Diagnosis

                                      Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA. Tetapi pemeriksaan serologis ini hanya bermanfaant digunakan untuk kepentingan epidemiologis dan penelitian, tidak bermanfaat untuk kepentingan praktis klinis sehari-hari.
                                      Masa inkubasi terjadinya penyakit sekitar dua sampai empat hari, sementara manifestasinya timbul antara tiga sampai sepuluh hari. Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang. Dalam beberapa kasus didapatkan juga penderita yang terinfeksi tanpa menimbulkan gejala sama sekali atau silent virus chikungunya.
                                      Virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari.
                                      Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Gejala lain yang ditimbulkan adalah mual, muntah kadang disertai diare.
                                      Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok.
                                      Penyakit ini tidak sampai menyebabkan kematian. Nyeri pada persendian tidak akan menyebabkan kelumpuhan. Setelah lewat lima hari, demam akan berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula. Penderita dalam beberapa waktu kemudian bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala. Meskipun dalam beberapa kasus kadang rasa nyeri masih tertinggal selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Biasanya kondisi demikian terjadi pada penderita yang sebelumnya mempunyai riwayat sering nyeri tulang dan otot.
                                      Pada pendertita demam Chikungunya akut tipikal mengalami gejala klinis dalam beberapa hari hingga 2 minggu. Tetapi seperti infeksi dengue, West Nile fever, o'nyong-nyong fever dan demam arbovirus lainnya, beberapa penderita mengalami kelelahan berkepanjangan "prolonged fatigue" dalam beberapa minggu. Dalam beberapa literatur tidak pernah dilaporkan kejadian kematian, kasus neuroinvasive, dan kasus perdarahan dalam penyakit ini.
                                      Meskipun ditularkan oleh nyamuk yang sama dengan penyakit demam berdarah, tetapi karakteristik penyakit ini berbeda. Bedanya pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian.
                                      Setelah terjadi infeksi virus ini tubuh penderita akan membentuk antibodi yang akan membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di kemudian hari. Dengan demikian, dalam jangka panjang penderita relatif kebal terhadap penyakit virus ini.

                                      Upaya Pencegahan

                                        Satu-satunya cara menghindari penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya. Nyamuk ini, senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih.
                                        Serangga bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Selain itu, nyamuk ini juga menyenangi tempat yang gelap dan pengap.
                                        Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue.
                                        Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya.
                                        Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini karena Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung. Namun, pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.
                                        Namun, pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara :
                                        • Menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.
                                        • Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang.
                                        • Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat.
                                        • Memakai lotion anti nyamuk atau menggunakan obat nyamuk saat tidur.
                                        Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut.
                                        Pencegahan individu dapat dilakukan dengan cara khusus seperti penggunaan obat oles kulit (insect repellent) yang mengandung DEET atau zat aktif EPA lainnya. Penggunaan baju lengan panjang dan celana panjang juga dianjurkan untuk keadaan pada daerah tertentu yang sedang terjadi peningkatan kasus.

                                        Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut.
                                        Kabar baiknya, penyakit ini sulit menyerang penderita yang sama. Tubuh penderita akan membentuk antibodi yang akan membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di kemudian hari. Dengan demikian, kecil kemungkinan bagi mereka untuk kena lagi.
                                        Tidak terdapat sebarang rawatan khusus bagai Chikungunya. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri sendir dan akan sembuh sendiri. Perawatan berdasarkan gejala disarankan setelah mengetepikan penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya
                                        Demam Chikungunya termasuk "Self Limiting Disease" atau penyakit yang sembuh dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk penyakit ini. Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simtomatis atau menghilangkan gejala penyakitnya. Seperti, obat penghilang rasa sakit atau demam seperti golongan paracetamol, sebaiknya dihindarkan penggunaan obat sejenis asetosal. Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan antibiotika dengan pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat.
                                        Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah segar.
                                        Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat untuk penanganan penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan penyakit. Minum banyak juga disarankan untuk mengatasi kebutuhan cairan yang meningkat saat terjadi demam.

                                        Program Pemberantasan

                                          Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di warung. Yang penting cukup istirahat, minum dan makanan bergizi. 
                                          Jadi, jangan panik apabila terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit ini, sebab tidak sampai menyebabkan kematian. Ngilu pada persendian itu tidak menyebabkan kelumpuhan.
                                          Penderita bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala. Dokter biasanya hanya memberikan obat penghilang rasa sakit dan demam atau golongan obat yang dikenal dengan obat-obat flu serta vitamin untuk penguat daya tahan tubuh.
                                          Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengonsumsi buah-buahan segar. Sebaiknya minum jus buah segar. Setelah lewat lima hari, demam akan berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula.
                                          Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk menghadapi penyakit ini.Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang. Minum banyak air putih juga disarankan untuk menghilangkan gejala demam.



                                          BAB III
                                          KESIMPULAN


                                              Chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Chikungunya sedang demam berdarah disebabkan oleh virus dengue. Chikungunya mempunyai gejala demam, radang sendi yang sangat sakit terutamam didaerah pinggang , lutut, kaki, dan ujung jari,tangan. selain itu terdapat bintik bintik merah pada kulut yang disertai nyeri dan gatal. sedangkan gejala demam berdarah demam tinggi dan apabila berlangsung terus cenderung mebnimbulkan renjatan ( shock) yang menyebabkan kematian.
                                          Masih banyak anggapan di kalangan masyarakat, bahwa demam Chikungunya atau flu tulang atau demam tulang sebagai penyakit yang berbahaya, sehingga membuat panik. Tidak jarang pula orang meyakini bahwa penyakit ini dapat mengakibatkan kelumpuhan.
                                          Memang, sewaktu virus berkembang biak di dalam darah, penderita merasa nyeri pada tulang-tulangnya terutama di seputar persendian sehingga tidak berani menggerakkan anggota tubuh. Namun, bukan berarti terjadi kelumpuhan.
                                          Masa inkubasi dari demam Chikungunya dua sampai empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari. Virus ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.
                                          Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di warung. Yang penting cukup istirahat, minum dan makanan bergizi.  Virus ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.
                                          Jadi, jangan panik apabila terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit ini, sebab tidak sampai menyebabkan kematian. Ngilu pada persendian itu tidak menyebabkan kelumpuhan. Penderita bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala. Dokter biasanya hanya memberikan obat penghilang rasa sakit dan demam atau golongan obat yang dikenal dengan obat-obat flu serta vitamin untuk penguat daya tahan tubuh.

                                          Daftar Pustaka


                                          http://gading05.blogspot.com/2008/06/demam-berdarah-dan-chikungunya.html 

                                          http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=171&Itemid=3

                                          http://www.scribd.com/doc/8714150/Chikungunya-Atau-Flu-Tulang

                                          http://ms.wikipedia.org/wiki/Chikungunya diakses pada hari Kamis, 15 Oktober 2009


                                          www.medicastore.com diakses pada hari Kamis, 15 Oktober 2009

                                          www.infeksi.com Kamis, 15 Oktober 2009


                                          http://images.google.co.id diakses pada hari kamis 15 Oktober 2009

                                          MAKALAH SISTEM PERKEMIHAN

                                          Pendahuluan

                                          Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa metabolisma makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawaan nitrogen seperti urea dan kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Sampah metabolisma ini dikeluarkan (disekresikan) oleh ginjal dalam bentuk urin. Urin kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung kemih untuk disimpan sementara dan akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui uretra.
                                          Sistem perkemihan (Gb-1) terdiri atas: kedua ginjal (ren, kidney), ureter, kandung kemih (vesika urinaria/urinary bladder/ nier) dan uretra.

                                           
                                          Ginjal
                                          Ginjal berbentuk seperti kacang merah dengan panjang 10-12 cm dan tebal 3,5-5 cm, terletak di ruang belakang selaput perut tubuh (retroperitonium) sebelah atas. Ginjal kanan terletak lebih ke bawah dibandingkan ginjal kiri.
                                          Ginjal (Gb-2) dibungkus oleh simpai jaringan fibrosa yang tipis. Pada sisi medial terdapat cekungan, dikenal sebagai hilus, yang merupakan tempat keluar masuk pembuluh darah dan keluarnya ureter. Bagian ureter atas melebar dan mengisi hilus ginjal, dikenal sebagai piala ginjal (pelvis renalis). Pelvis renalis akan terbagi lagi menjadi mangkuk besar dan kecil yang disebut kaliks mayor (2 buah) dan kaliks minor (8-12 buah). Setiap kaliks minor meliputi tonjolan jaringan ginjal berbentuk kerucut yang disebut papila ginjal. Pada potongan vertikal ginjal tampak bahwa tiap papila merupakan puncak daerah piramid yang meluas dari hilus menuju ke kapsula. Pada papila ini bermuara 10-25 buah duktus koligens. Satu piramid dengan bagian korteks yang melingkupinya dianggap sebagai satu lobus ginjal.
                                          Secara histologi ginjal terbungkus dalam kapsul atau simpai jaringan lemak dan simpai jaringan ikat kolagen. Organ ini terdiri atas bagian korteks dan medula yang satu sama lain tidak dibatasi oleh jaringan pembatas khusus, ada bagian medula yang masuk ke korteks dan ada bagian korteks yang masuk ke medula. Bangunan-bangunan (Gb-3) yang terdapat pada korteks dan medula ginjal adalah
                                          1. Korteks ginjal terdiri atas beberapa bangunan yaitu
                                          1. Korpus Malphigi terdiri atas kapsula Bowman (bangunan berbentuk cangkir) dan glomerulus (jumbai /gulungan kapiler).
                                          2. Bagian sistim tubulus yaitu tubulus kontortus proksimalis dan tubulus kontortus distal.
                                          2. Medula ginjal terdiri atas beberapa bangunan yang merupakan bagian sistim tubulus
                                          yaitu pars descendens dan descendens ansa Henle, bagian tipis ansa Henle, duktus
                                          ekskretorius (duktus koligens) dan duktus papilaris Bellini.

                                           
                                          Korpus Malphigi
                                          Korpus Malphigi terdiri atas 2 macam bangunan yaitu kapsul Bowman dan glomerulus. Kapsul Bowman sebenarnya merupakan pelebaran ujung proksimal saluran keluar ginjal (nefron) yang dibatasi epitel. Bagian ini diinvaginasi oleh jumbai kapiler (glomerulus) sampai mendapatkan bentuk seperti cangkir yang berdinding ganda. Dinding sebelah luar disebut lapis parietal (pars parietal) sedangkan dinding dalam disebut lapis viseral (pars viseralis) yang melekat erat pada jumbai glomerulus (Gb-4 dan 5). Ruang diantara ke dua lapisan ini sebut ruang Bowman yang berisi cairan ultrafiltrasi. Dari ruang ini cairan ultra filtrasi akan masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal.

                                          Glomerulus merupakan bangunan yang berbentuk khas, bundar dengan warna yang lebih tua daripada sekitarnya karena sel-selnya tersusun lebih padat. Glomerulus merupakan gulungan pembuluh kapiler. Glomerulus ini akan diliputi oleh epitel pars viseralis kapsul Bowman. Di sebelah luar terdapat ruang Bowman yang akan menampung cairan ultra filtrasi dan meneruskannya ke tubulus kontortus proksimal. Ruang ini dibungkus oleh epitel pars parietal kapsul Bowman.
                                          Kapsul Bowman lapis parietal (Gb-5) pada satu kutub bertautan dengan tubulus kontortus proksimal yang membentuk kutub tubular, sedangkan pada kutub yang berlawanan bertautan dengan arteriol yang masuk dan keluar dari glomerulus. Kutub ini disebut kutub vaskular. Arteriol yang masuk disebut vasa aferen yang kemudian bercabang-cabang lagi menjadi sejumlah kapiler yang bergelung-gelung membentuk kapiler. Pembuluh kapiler ini diliputi oleh sel-sel khusus yang disebut sel podosit yang merupakan simpai Bowman lapis viseral. Sel podosit ini dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Kapiler-kapiler ini kemudian bergabung lagi membentuk arteriol yang selanjutnya keluar dari glomerulus dan disebut vasa eferen, yang berupa sebuah arteriol.

                                           
                                          Apartus Yuksta-Glomerular (Gb-6)
                                          Sel-sel otot polos dinding vasa aferent di dekat glomerulus berubah sifatnya menjadi sel epiteloid. Sel-sel ini tampak terang dan di dalam sitoplasmanya terdapat granula yang mengandung ensim renin, suatu ensim yang diperlukan dalam mengontrol tekanan darah. Sel-sel ini dikenal sebagai sel yuksta glomerular. Renin (Gb-7) akan mengubah angiotensinogen (suatu peptida yang dihasilkan oleh hati) menjadi angiotensin I. Selanjutnya angiotensin I ini akan diubah menjadi angiotensin II oleh ensim angiotensin converting enzyme
                                          (ACE) (dihasilkan oleh paru). Angiotensin II akan mempengaruhi korteks adrenal (kelenjar anak ginjal) untuk melepaskan hormon aldosteron. Hormon ini akan meningkatkan reabsorpsi natrium dan klorida termasuk juga air di tubulus ginjal terutama di tubulus kontortus distal dan mengakibatkan bertambahnya volume plasma. Angiotensin II juga dapat bekerja langsung pada sel-sel tubulus ginjal untuk meningkatkan reabsopsi natrium, klorida dan air. Di samping itu angiotensin II juga bersifat vasokonstriktor yaitu menyebabkan kontriksinya dinding pembuluh darah.
                                          Sel-sel yuksta glomerular (Gb-6) di sisi luar akan berhimpitan dengan sel-sel makula densa, yang merupakan epitel dinding tubulus kontortus distal yang berjalan berhimpitan dengan kutub vaskular. Pada bagian ini sel dinding tubulus tersusun lebih padat daripada bagian lain. Sel-sel makula densa ini sensitif terhadap perubahan konsentrasi ion natrium dalam cairan di tubulus kontortus distal. Penurunan tekanan darah sistemik akan menyebabkan menurunnya produksi filtrat glomerulus yang berakibat menurunnya konsentrasi ion natrium di dalam cairan tubulus kontortus distal. Menurunnya konsentrasi ion natrium dalam cairan tubulus kontortus distal akan merangsang sel-sel makula densa (berfungsi sebagai osmoreseptor) untuk memberikan sinyal kepada sel-sel yuksta glomerulus agar mengeluarkan renin. Sel makula densa dan yuksta glomerular bersama-sama membentuk aparatus yuksta-glomerular.
                                          Di antara aparatus yuksta glomerular dan tempat keluarnya vasa eferen glomerulus terdapat kelompokan sel kecil-kecil yang terang (Gb-6) disebut sel mesangial ekstraglomerular atau sel polkisen (bantalan) atau sel lacis. Fungsi sel-sel ini masih belum jelas, tetapi diduga sel-sel ini berperan dalam mekanisma umpan balik tubuloglomerular. Perubahan konsentrasi ion natrium pada makula densa akan memberi sinyal yang secara langsung mengontrol aliran darah glomerular. Sel-sel mesangial ekstraglomerular di duga berperan dalam penerusan sinyal di makula densa ke sel-sel yuksta glomerular. Selain itu sel-sel ini menghasilkan hormon eritropoetin, yaitu suatu hormon yang akan merangsang sintesa sel-sel darah merah (eritrosit) di sumsum tulang.

                                           
                                          Tubulus Ginjal (Nefron)
                                          A. Tubulus Kontortus Proksimal (Gb-8)
                                          Tubulus kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan berakhir sebagai saluran yang lurus di medula ginjal (pars desendens Ansa Henle). Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas-batas yang sukar dilihat. Inti sel bulat, bundar, biru dan biasanya terletak agak berjauhan satu sama lain. Sitoplasmanya bewarna asidofili (kemerahan). Permukaan sel yang menghadap ke lumen mempunyai paras sikat (brush border). Tubulus ini terletak di korteks ginjal.
                                          Fungsi tubulus kontortus proksimal adalah mengurangi isi filtrat glomerulus 80-85 persen dengan cara reabsorpsi via transport dan pompa natrium. Glukosa, asam amino dan protein seperti bikarbonat, akan diresorpsi.
                                          B. Ansa Henle (Gb-9)
                                          Ansa henle terbagi atas 3 bagian yaitu bagian tebal turun (pars asendens), bagian tipis (segmen tipis) dan bagian tebal naik (pars asendens). Segmen tebal turun mempunyai gambaran mirip dengan tubulus kontortus proksimal, sedangkan segmen tebal naik mempunyai gambaran mirip tubulus kontortus distal. Segmen tipis ansa henle mempunyai tampilan mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya sekalipun hanya terdiri atas selapis sel gepeng, sedikit lebih tebal sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat. Selain itu lumennya tampak kosong. Ansa henle terletak di medula ginjal. Fungsi ansa henle adalah untuk memekatkan atau mengencerkan urin.
                                          C. Tubulus kontortus distal (Gb-8)
                                          Tubulus kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas antar sel yang lebih jelas dibandingkan tubulus kontortus proksimal. Inti sel bundar dan bewarna biru. Jarak antar inti sel berdekatan. Sitoplasma sel bewarna basofil (kebiruan) dan permukaan sel yang mengahadap lumen tidak mempunyai paras sikat. Bagian ini terletak di korteks ginjal. Fungsi bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin.
                                          D.
                                          Duktus koligen (Gb-9)

                                          Saluran ini terletak di dalam medula dan mempunyai gambaran mirip tubulus kontortus distal tetapi dinding sel epitelnya jauh lebih jelas, selnya lebih tinggi dan lebih pucat. Duktus koligen tidak termasuk ke dalam nefron. Di bagian medula yang lebih ke tengah beberapa duktus koligen akan bersatu membentuk duktus yang lebih besar yang bermuara ke apeks papila. Saluran ini (Gb-10) disebut duktus papilaris (Bellini). Muara ke permukaan papil sangat besar, banyak dan rapat sehingga papil tampak seperti sebuah tapisan (area kribrosa). Fungsi duktus koligen adalah menyalurkan kemih dari nefron ke pelvis ureter dengan sedikit absorpsi air yang dipengaruhi oleh hormon antidiuretik (ADH).
                                          Di samping bagian korteks dan medula, pada ginjal ada juga bagian korteks yang menjorok masuk ke dalam medula membentuk kolom mengisi celah di antara piramid ginjal yang disebut (Gb-11) sebagai kolumna renalis Bertini. Sebaliknya ada juga jaringan medula yang menjorok masuk ke dalam daerah korteks membentuk berkas-berkas yang disebut prosessus Ferreini.

                                           
                                          Sawar Ginjal (Gb-12 dan 13)
                                          Sawar ginjal adalah bangunan-bangunan yang memisahkan darah kapiler glomerulus dari filtrat dalam rongga Bowman. Sawar ini terdiri atas endotel kapiler bertingkap glomerulus, lamina basal dan pedikel podosit yang dihubungkan dengan membran celah (slit membran). Sel podosit adalah sel-sel epitel lapisan viseral kapsula Bowman. Sel-sel ini telah mengalami perubahan sehingga berbentuk bintang. Selain badan sel sel-sel ini mempunyai beberapa juluran (prosessus) mayor (primer) yang meluas dari perikarion dengan cara seperti tentakel seekor gurita. Sebuah prosessus primer mempunyai beberapa prosessus sekunder yang kecil atau pedikel. Pedikel podosit yang berdekatan saling berselang-seling dalam susunan yang rumit dengan sistem celah yang disebut celah filtrasi (Slit pores) di antara pedikel. Pedikel-pedikel ini berhubungan dengan suatu membran tipis disebut membran celah (Slit membran). Di bawah membran slit ini terdapat membran basal sel-sel sel endotel kapiler glomerulus.
                                          Guna sawar ginjal ini adalah untuk menyaring molekul-molekul yang boleh melewati lapisan filtrasi tersebut dan molekul-molekul yang harus dicegah agar tidak keluar dari tubuh. Molekul-molekul yang dikeluarkan dari tubuh adalah molekul-molekul yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh, sisa-sisa metabolisma atau zat-zat yang toksik bagi tubuh. Molekul-molekul ini selanjutnya akan dibuang dalam bentuk urin (air kemih). Proses filtrasi ini tergantung kepada tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus.

                                           
                                          Perdarahan Ginjal (Gb-11)
                                          Masing-masing ginjal mendapat cabang langsung dari arta abdominalis (arteri renalis). Arteri ini bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan di antara piramid ginjal. Pada perbatasan korteks dan medula ginjal arteri interlobaris bercabang menjadi arteri arteri arkuata atau arsiformis yang meninggalkan pembuluh asalnya hampir tegak lurus menelusuri dasar piramid medula dan berjalan sejajar dengan permukaan ginjal. Arteri ini kemudian bercabang-cabang lagi. Cabang-cabang arteri ini berjalan secara radier ke tepian korteks dan dikenal sebagai arteri interlobularis. Dari arteri interlobularis ini terdapat banyak cabang-cabang menjadi arteri intralobularis yang akan berakhir sebagai arteriol glomerular aferen yang mendarahi glomerulus.

                                           
                                          Fungsi ginjal yaitu
                                          1. Membuang bahan sisa terutama senyawaan nitrogen seperti urea dan kreatinin yang
                                          dihasilkan dari metabolisme makanan oleh tubuh, bahan asing dan produk sisa.
                                          2. Mengatur keseimbangan air dan elektrolit
                                          3. Mengatur keseimbangan asam dan basa.
                                          4. Menghasilkan renin yang berperan dalam pengaturan tekanan darah.
                                          1. Menghasilkan eritropoietin yang mempunyai peran dalam proses pembentukan eritrosit
                                          di sumsum tulang.
                                          1. Produksi dan ekskresi urin

                                           

                                           
                                          Ureter (Gb-14)
                                          Secara histologik ureter terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan adventisia. Lapisan mukosa terdiri atas epitel transisional yang disokong oleh lamina propria. Epitel transisional ini terdiri atas 4-5 lapis sel. Sel permukaan bervariasi dalam hal bentuk mulai dari kuboid (bila kandung kemih kosong atau tidak teregang) sampai gepeng (bila kandung kemih dalam keadaan penuh/teregang). Sel-sel permukaan ini mempunyai batas konveks (cekung) pada lumen dan dapat berinti dua. Sel-sel permukaan ini dikenal sebagai sel payung. Lamina propria terdiri atas jaringan fibrosa yang relatif padat dengan banyak serat elastin. Lumen pada potongan melintang tampak berbentuk bintang yang disebabkan adanya lipatan mukosa yang memanjang. Lipatan ini terjadi akibat longgarnya lapis luar lamina propria, adanya jaringan elastin dan muskularis. Lipatan ini akan menghilang bila ureter diregangkan.
                                          Lapisan muskularisnya terdiri atas atas serat otot polos longitudinal disebelah dalam dan sirkular di sebelah luar (berlawan dengan susunan otot polos di saluran cerna). Lapisan adventisia atau serosa terdiri atas lapisan jaringan ikat fibroelsatin.
                                          Fungsi ureter adalah meneruskan urin yang diproduksi oleh ginjal ke dalam kandung kemih. Bila ada batu disaluran ini akan menggesek lapisan mukosa dan merangsang reseptor saraf sensoris sehingga akan timbul rasa nyeri yang amat sangat dan menyebabkan penderita batu ureter akan berguling-gulung, keadaan ini dikenal sebagai kolik ureter.

                                           
                                          Kandung kemih (Gb-15)
                                          Kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan serosa/adventisia. Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional yang lebih tebal dibandingkan ureter (terdiri atas 6-8 lapis sel) dengan jaringan ikat longgar yang membentuk lamina propria dibawahnya. Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis yang arahnya tampak tak membentuk aturan tertentu. Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat longgar. Tunika adventisianya terdiri atas jaringan fibroelastik.
                                          Fungsi kandung kemih adalah menampung urin yang akan dikeluarkan kedunia luar melalui uretra.

                                           

                                           
                                          Uretra
                                          Panjang uretra pria (Gb-16) antara 15-20 cm dan untuk keperluan deskriptif terbagi atas 3 bagian yaitu:
                                          A. Pars Prostatika, yaitu bagian uretra mulai dari muara uretra pada kandung kemih
                                          hingga bagian yang menembus kelenjar prostat. Pada bagian ini bermuara 2 saluran
                                          yaitu duktus ejakulatorius dan saluran keluar kelenjar prostat.
                                          B. Pars membranasea yaitu bagian yang berjalan dari puncak prostat di antara otot rangka
                                          pelvis menembus membran perineal dan berakhir pada bulbus korpus kavernosus
                                          uretra.
                                          C. Pars kavernosa atau spongiosa yaitu bagian uretra yang menembus korpus
                                          kavernosum dan bermuara pada glands penis.
                                          Epitel uretra bervariasi dari transisional di uretra pars prostatika, lalu pada bagian lain berubah menjadi epitel berlapis atau bertingkat silindris dan akhirnya epitel gepeng berlapis pada ujung uretra pars kavernosa yang melebar yaitu di fosa navikularis. Terdapat sedikit sel goblet penghasil mukus. Di bawah epitel terdapat lamina propria terdiri atas jaringan ikat fibro-elastis longgar.
                                          Pada wanita uretra jauh lebih pendek karena hanya 4 cm panjangnya. Epitelnya bervarias dari transisional di dekat muara kandung kemih, lalu berlapis silindris atau bertingkat hingga berlapis gepeng di bagian ujungnya. Muskularisnya terdiri atas 2 lapisan otot polos tersusun serupa dengan ureter (aw/2001).

                                           
                                          Rujukan
                                          1. Wonodirekso S dan Tambajong J (editor), (1990),Sistem urinaria dalam Buku Ajar
                                          Histologi Leeson and Leeson (terjemahan), Edisi V, EGC, Jakarta, hal 427-450
                                          2. Young, B., Heath, J.W., (2000), Urinary Sistem in Wheater's Functional Histology: A
                                          text and colour atlas, 4th edition, Churchill Livingstone, Edinburgh, London, pp. 286-
                                          309.
                                          3. diFiore, M.S.H., (1981), Atlas of Human Histology, 5th edition, Lea and Febiger,
                                          Philadelphia, USA, pp. 186-194.
                                          4. Penuntun Praktikum Histologi, Fakultas Kedokteran UI, hal 136-141.