adf.ly

Minggu, 15 Mei 2011

MATERI ASKEB PADA MASA KLIMATERIUM/MENOPAUSE

Pengertian klimaterium

Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium. (Baziad, 2003, hal 1)

Klimakterium yaitu fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. (Baziad, 2003, hal 1)

Klimakterium adalah fase terakhir dalam kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi berakhir. (Kasdu, 2002, hal 2 )

Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non reproduktif. (Kasdu, 2002, hal 2 )

Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40 – 65 tahun.

(¶ 1, www.dkk-bpp.com)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa klimekterium adalah periode peralihan dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun embriologik dari ovarium dan terjadi pada wanita berumur 40 -65 tahun.

Pengertian menopause

Menopause adalah kondisi fisiologis dimana terjadi berakhirnya menstruasi yang rata-rata terjadi pada umur 51 tahun.

Tanda-tanda awal dari klimaterium dan menopause

Tanda awal klimaterium

Masa ini ditandai denngan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif. Yaitu;

Terjadi perubahan pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks. Lalu henti haid.

Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin.

Tanda awal menopause

Perubahan kejiwaan

Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah; merasa tua, mudah tersinggunga, mudah kaget sehingga jantung berdebar, takut tidak bias memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (otgasme), dan juga merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain.

Perubahan fisik

Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.pada kulit tumbuh bintik hitam, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.

Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang iar besar berupa obstipasi.

Perubahan yang terjai pada alat genetalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang senggama). Daerah sensitive makinsulit untuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.

Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon paratiroid. Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang trutama terjadi pada persendian paha.

Gangguan klimaterium dan menopause

a. Gangguan pada klimakterium ialah

1) Gangguan neurovegetatif, yang disebut juga gangguan vasomotorik dapat muncul sebagai gejolak panas (hot flushes), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernafas, jari-jari atrofi dan gangguan usus.

2) Gangguan psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur. Gangguan somatic, selain gangguan haid atau amenorea, mencakup pula kolpitis atrofikans, ektropium treter, osteoporosis, atritis, aterosklerosis, sclerosis koroner, dan adipositas.

b. Gangguan menopause ialah jadwal menopause

1) Menopause premature

• Terhentinya haid pada umur 40 tahun

• Terdapat gejal premenopause hot flushes, kenaikan gonadotropin

2) Menopause terlambat

• Berhentinya haid setelah umur 55 tahun

• Terdapat gejala menopause

c. Kelainan organic pada masa menopause

Dengan rangsangan estrogen terus-menerus tanpa selingan progesterone memberikan peluang terjadinya keadaan patologis organ tujuan estrogen dalam bentuk :

1) Perdarahan disfungsional semakin meningkat

2) Terjadi perubahan alat genetalia menjadi tumor jinak; mioma uteri, polip endometrial, polip servikal

3) Karsinoma korpus uteri

4) Keganasan payudara

Manajemen kebidanan klimakterium dan menopause

Bagaimana bidan menghadapi masalah klimaterium di tengah masyarakat. Seperti dikemukakan bahwa hanya sekitar 25 % wanita mengeluh karena terjadi penurunan estrogen tubuh dan memerlukan tambahan hormon sebagai substitusi. Pemberian substitusi hormon tanpa diikuti pengawasan ketat adalah berbahaya, karena bidan dapat mengambil langkah :

• Melakukan KIEM sehingga wanita denngan keluhan menopause dapat memeriksakan diri ke dokter puskesmas

• Bidan berkonsultasi dengan dokter puskesmas atau dokter ahli

• Setelah pengobatan, bidan dapat meneruskan pengawasan

• Bidan dapat merujuk penderita ke Rumah Sakit

 

Referensi :

Wiknjosastro, H, 1997, Wanita dalam Berbagai Masa Kehidupan, edisi ke-3, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

Baziad, A, 1993, Endokrinologi Ginekologi, Kelompok Studi Endokrinologi Reproduksi Indonesia, Jakarta.

Wiknjosastro, H, 1997, Endokrinologi Reproduksi Pada Wanita, edisi ke-3, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar