BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang untuk bertahan hidup harus adanya sosialisme atau berhubungan dengan manusia lain dan hal ini tak bisa dihindari, mutlak dilakukan manusia apalagi pada masa sekarang ini.
Hubungan antar manusia dengan hubungan kemanusiaan sesungguhnya mempunyai pengertian yang berbeda. Dalam setiap bentuk hubungan, hubungan antar manusia lebih mendominasi daripada hubungan kemanusiaan.
Dalam pengertian hubungan antar manusia bukan hanya dalam wujudnya saja, tetapi juga dari sifat-sifatnya, waktunya, cara bicaranya, sikapnya, tingkahlakunya, pribadinya, dan berbagai macam aspek kejiwaan yang ada pada diri manusia.
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/
B. Tujuan Penulisan
1. Memahami mengenai pengertian hubungan antar manusia
2. Memahami tujuan hubungan antar manusia
3. Memahami teknik-teknik hubungan antar manusia
4. Memahami mengenai konsep diri
5. Memahmi mengenai Teori Johry Windows
BAB II
PEMBAHASAN
Hubungan antar manusia mendasari interaksi dan komunikasi antara bidan dengan pasien dalam pelayanan kebidanan. Ciri hakiki “Human Relations“, yaitu : “Proses rohaniah yang tertuju kepada “kebahagiaan”, berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku, dll, dan aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Proses rohaniah dengan perasaan bahagia ini berlangsung pada “Komunikasi Antar Personal”. Karena sifatnya “Dialogis“, maka masing-masing tahu, sadar, dan merasakan efeknya.
Proses interaksi melibatkan perasaan, kata yang diucapkan dalam komunikasi, mencerminkan perasaan dan sikap, proses penyesuaian diri. Hubungan antar manusia secara luas mencoba menemukan, mengidentifikasi masalah dan membahas untuk mendapatkan pemecahan masalah. Hubungan antar manusia juga merupakan komunikasi Persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasaan hati pada kedua belah pihak.
A. Pengertian HAM
Berikut ini merupakan pengertian HAM (Hubungan Antar Manusia) menurut beberapa ahli :
1. Hugo Cabot dan Joseph A Kahl (1967) : HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.
2. H. Bonner (1975) : interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.
3. Keith Davis “Human Relation at Work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepimpinannya, yang bertanggungjawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
4. Ferdinand Tonnies : menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai dua jenis pergaulan yaitu
(1) Gemeinscaft (Pangkuyuban), hal yang dialami oleh orang lain dirasakan sebagaimana terjadi pada dirinya oleh karena pergaulannya yang sangat akrab. Sifatnya statis, pribadi, tidak rasional. Di masyarakat selalu dijumpai salah satu dari tiga tipe paguyuban, yaitu :
a). Paguyuban karena ikatan darah, seperti keluarga, kekerabatan, kesukuan, dan lain-lain.
b). Paguyuban karena tempat, seperti rukun tetangga, rukun warga, dan lain-lain.
c). Paguyuban karena pikiran, seperti pergerakan mahasiswa, partai politik, dan lain-lain.
(2) Gessellscaft (Patembayan), pergaulan yang mempertimbangkan untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut. Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya hanya untuk jangka waktu yang pendek. Hubungannya bersifat untuk semua orang. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk yang ada dalam pikiran belaka. Contohnya adalah interaksi melalui internet.
B. Tujuan HAM
Tujuan dari HAM adalah memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial dan psikologis dalam penyesuaian diri manusia sehingga terjadi keselarasan dan keserasian, dengan konflik seminimal mungkin. Selain itu, dapat memenuhi kebutuhan antara individu yang satu dengan yang lain, memperoleh pengetahuan dan informasi baru, menumbuhkan sikap kerjasama, menghilangkan sikap egois/paling benar, menghindari dari sikap stagnan karena “manusia adalah makhluk homo socius” mengubah sikap dan perilaku diri sendiri dan orang lain serta memberikan bantuan.
C. Faktor-Faktor dalam HAM
1. Faktor yang mendasari interaksi sosial
Interaksi sosial melibatkan individu secara fisik maupun psikologis. Faktor utama dalam proses internalisasi antara lain :
a. Imitasi adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu di luar dirinya/ meniru. Hal yang perlu diperhatikan sebelum meniru adalah mempunyai minat dan perhatian yang besar, sikap menjunjung tinggi, pandangan meniru akan memperoleh penghargaan sosial yang tinggi.
b. Sugesti adalah proses individu menerima cara pandang orang lain tanpa kritik lebih dulu. Syarat untuk mempermudah sugesti adalah:
(1) Hambatan berpikir, akibat rangsangan emosi proses sugesti diterima secara langsung.
(2) Pikiran terpecah-pecah/disasosiasi, mengalami pemikiran yang terpecah-pecah.
(3) Otoritas/prestise, menerima pandangan dari seseorang yang memiliki prestise sosial tinggi.
(4) Mayoritas, menerima pandangan dari kelompok mayoritas.
(5) Kepercayaan penuh, penerimaan pandangan tanpa pertimbangan lebih lanjut.
c. Identifikasi adalah proses yangberlangsung secara sadar, irasional, berdasar perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi sistem norma-norma yang ada. Menurut Sigmund Freud “identifikasi” merupakan cara belajar norma dari orang tuanya.
d. Simpati adalah perasaan tertarik individu terhadap orang lain yang timbul atas dasar penilaian perasaan.
2. Faktor yang menentukan interaksi sosial
Cara seseorang melakukan interaksi sosial dengan menggunakan komunikasi antar individu atau komunikasi interpersonal. Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan hubungan personal yang baik antara lain:
a. Rasa percaya.
Secara ilmiah “percaya” didefinisikan mangandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko (Eiddin, 1967: 224-234).
Keuntungan rasa percaya kepada orang lain adalah meningkatkan komunikasi interpersonal dan mengurangi hambatan interpersonal. Sejak tahap pertama dalam hubugan interpersonal sampai tahap akhir, “percaya” menentukan efektifitas komunikasi. Bila klien sudah percaya kepada kita. Hal ini akan membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai maksudnya. Hilangnya kepercayaan kepada orang lain akan menghambat perkembangan hubungan intrapersonal yang akrab.
Faktor yang menumbuhkan rasa percaya adalah:
1) Menerima: kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan berusaha mengendalikan. Menerima adalah sikap yang melihat orang lain sebagai manusia, sebagai individu yang patut dihargai. Menerima berarti tidak menilai pribadi orang berdasarkan prilakunya yang tidak kita senangi. Betapapun jeleknya prilakunya menurut presepsi kita, kita tetap berkomnukasi dengan dia sebagai personal, bukan sebagai objek.
2) Empati: memahami orang lain yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita. Berempati artinya membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang lain.
3) Kejujuran: menyebabkan prilaku kita dapat diduga (predictable). Ini akan mendorong orang lain untuk percaya pada kita.
b. Sikap suportif.
Sikap yang mengurangi sikap melindungi diri (defensif) dalam komunikasi yang terjadi dalam interaksi sosial. Orang yang bersikap defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur dan tidak empatis. Dengan sikap defensif komunikasi interpersonal akan gagal, karena orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang memahami perasaan orang lain. Jack R. Gibb mengemukakan enam perilaku yang menimbulkan sikap sportif. Iklim defensif meliputi:
1) Evaluasi dan deskripsi. Evaluasi adalah penilaian terhadap orang lain, memuji atau mengecam. Deskripsi adalah penyampaian perasaan atau persepsi tanpa melakukan penilaian.
2) Kontrol dan orientasi masalah. Perilaku kontrol artinya berusaha mengubah orang lain, mengendalikan, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya. Orientasi masalah adalah mengkomunikasikan keinginan untuk bekerjasama mencari pemecahan masalah.
3) Strategi dan spontanitas. Strategi adalah penggunaan tujuan atau manipulasi untuk mempengaruhi orang lain. Spontanitas artinya sikap jujur.
4) Netralitas dan Empati. Netralitas adalah sikap impersonal, memperlakukan orang lain sebagai objek. Empati artinya memperlakukan orang lain sebagaimana mestinya.
5) Superioritas dan persamaan. Superioritas artinya seseorang lebih tinggi karena status, kekuasaan, kemampuan, intelektual, kekayaan atau kecantikan. Persamaan adalah sikap memperlakukan seseorang secara horisontal dan demokratis.
6) Kepastian dan Profesionalisme. Individu yang memiliki kepastian bersifat dogmatis, egois, dan melihat pendapatnya merupakan kebenaran yang mutlak. Profesionalisme adalah kesediaan meninjau kembali pendapat orang lain.
c. Sikap terbuka dan sikap tertutup.
No. | Sikap terbuka | Sikap tertutup |
1 | Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data-data dan keajegan logika | Menilai pesan berdasarka motif pribadi |
2 | Membedakan dengan mudah, melihat nuansa | Berpikir simlisis, artiya berpikir hitam dan putih tanpa nuansa |
3 | Berorientasi pada isi | Bersandar lebih banyak pada sumber daripada isi pesan |
4 | Mencari informasi pada berbagai sumber | Mencari informasi tentang kepercayaan orang lain dari sumbernya sendiri, bukan dari sumber kepercayaan orang lain |
5 | Lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah kepercayaan | Kaku mempertahankan dan memegang teguh system kepercayaannya |
6 | Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan | Menolak, mengabaikan, mendistorsi, dan menolak pesan yang tidak konsisten dengan system kepercayaan |
D. Teknik-Teknik HAM
Teknik hubungan antar manusia terbagi dalam :
1. Tindakan sosial
Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu lain dalam masyarakat. Tindakan sosial dibedakan menjadi :
a. Tindakan rasional instrumental : tindakan yang memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan atau antara efisiensi dengan efektifitas.
b. Tindakan rasional berprestasi nilai : tindakan yang berkaitan dengan nilai dasar dalam masyarakat.
c. Tindakan tradisional : tindakan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan adat istiadat atau kebiasaan.
d. Tindakan afektif : tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok berdasarkan perasaan atau emosi.
2. Kontak sosial
Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan terjadinya awal interaksi sosial. Kontak sosial dibedakan :
(a) Cara pihak yang berkomunikasi: baik langsung maupun tidak langsung.
(b) Cara terjadinya: kontak primer maupun kontak sekunder.
3. Komunikasi sosial
Proses komunikasi terjadi saat kontak sosial berlangsung. Secara harfiah komunikasi merupakan hubungan atau pergaulan dengan orang lain.
4. Teori hubungan antar manusia
Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia hanya akan menjadi apa dan siapa bergantung ia bergaul dengan siapa. Manusia tidak bisa hidup sendirian, sebab jika hanya sendirian ia tidak "menjadi" manusia. Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi yang
bermacam-macam. Di satu sisi ia menjadi anak buah, tetapi di sisi lain ia adalah pemimpin. Di satu sisi ia adalah ayah atau ibu, tetapi di sisi lain ia adalah anak. Di satu sisi ia adalah kakak, tetapi di sisi lain ia adalah adik. Demikian juga dalam posisi guru dan murid, kawan dan lawan, buruh dan majikan, besar dan kecil, mantu dan mertua dan seterusnya.
Ada tiga teori yang dapat membantu menerangkan model dan kualitas hubungan antar manusia:
a. Teori transaksi (model pertukaran sosial)
HAM berlangsung mengikuti kaidah transaksional, yaitu yaitu apakah masing -masing merasa memperoleh keuntungan dalam transaksinya atau malah merugi. Jika merasa memperoleh keuntungan maka hubungan itu pasti mulus, tetapi jika merasa rugi maka hubungan itu akan terganggu, putus, atau bahkan berubah menjadi permusuhan.
b. Teori peran
Pergaulan sosial sudah ada skenario yang disusun oleh masyarakat yang mengatur apa dan bagaimana peran tiap orang dalam pergaulannya. Dalam skenario itu sudah `tertulis" seorang Presiden harus bagaimana, seorang gubernur harus bagaimana, seorang guru harus bagaimana, murid harus bagaimana. Demikian juga sudah tertulis peran apa yang harus dilakukan oleh suami, isteri, ayah, ibu, anak, mantu, mertua dan seterusnya. Menurut teori ini, jika seseorang mematuhi skenario, maka hidupnya akan harmoni, tetapi jika menyalahi skenario, maka ia akan dicemooh oleh penonton dan ditegur sutradara. Dan dala hal ini masyarakatlah sebagi penonton dan sekaligus sutradara kehidupan.
c. Teori permainan
Klasifikasi manusia terbagi menjadi tiga yaitu anak-anak, dewasa dan orang tua. Masing-masing individu mempunyai sifat yang khas. Anak-anak itu manja, tidak mengerti tanggung jawab. Sedangkan orang dewasa, ia lugas dan sadar akan tanggungjawabnya. Adapun orang tua, ia lebih dapat memahami dan memaklumi kesalahan orang lain. Tidak ada orang yang merasa aneh melihat anak kecil menangis terguling-guling ketika minta eskrim tidak dipenuhi, tetapi orang akan heran jika ada orang tua yang masih kekanak-kanakan. Suasana rumah tangga juga ditentukan oleh bagaimana kesesuaian orang dewasa dan orang tua dengan sikap dan perilaku yang semestinya ditunjukkan. Jika tidak maka suasana pasti runyam. Demikian juga hubungan antara pusat dan daerah, antara atasan dan bawahan. Aparat Pemerintah mestilah bersikap dewasa, Presiden dan Ketua MPR mestilah jadi orang tua.
E. Konsep Diri
Definisi Konsep Diri menurut Wiiliam D. Brooks adalah those physical, social, and psychological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with others.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam komunikasi antar pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri positip. Konsep diri memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu operating sistem yang menjalankan suatu komputer. Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior lainnya.
Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir positip, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.
Komunikan yang berkonsep diri positip adalah Komunikan yang Tembus Pandang1 (transparent). Faktor yang mempengaruhi: orang lain, significant others, reference group.
Dua macam konsep diri adalah sebagai berikut :
· Konsep diri negatif : peka pada kritik, responsif sekali pada pujian, hiperkritis, cenderung merasa tidak disenangi orang lain, bersikap pesimitis pada kompetensi.
· Konsep diri positif : yakin akan kemampuan mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, sadar akan keinginan dan perilaku tidak selalu disetujui oleh orang lain, mampu memperbaiki diri.
1. Hal-hal yang perlu dipahami tentang konsep diri adalah :
a. Dipelajari melalui pengalaman dan interaksi individu dengan orang lain.
b. Berkembang secara bertahap.
c. Ditandai dengan kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan (positif).
d. Negatif ditandai dengan hubungan individu dan sosial yang mal adaptif.
e. Merupakan aspek kritikal yang mendasar dan pembentukan perilaku individu.
2. Hal-hal yang penting dalam konsep diri adalah :
a. Nama dan panggilan anak
b. Pandangan individu terhadap orang lain
c. Suasana keluarga yang harmonis
d. Penerimaan keluarga
3. Komponen konsep diri adalah :
a. Gambaran diri, adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik sadar maupun tidak sadar. Meliputi : performance, potensi tubuh, persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh.
b. Ideal diri, adalah persepsi individu tentang perilakunya yang disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-cita.
c. Harga diri, adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut.
d. Peran diri, adalah pola perilaku sikap nilai dan aspirasi yang diharapkan individu berdasarkan posisinya dimasyarakat.
e. Identitas diri, adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan dan penilaian sebagai sintesis semua aspek konsep diri sebagai sesuatu yang utuh.
4. Pengaruh konsep diri pada komunikasi interpersonal
a. Nubuat yang dipenuhi sendiri
Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep diri disebut sebagai nubuat yang dipenuhi sendiri. Bila diri kita berpikir bahwa kita bodoh, maka kita akan menjadi benar-benar bodoh. Bila pribadi kita merasa memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan, maka persoalan apa pun yang kita hadapi pada akhirnya dapat anda atasi. Kita berusaha hidup sesuai dengan label yang kita lekatkan pada diri kita.
Hubungan konsep diri dengan prilaku, disimpulkan dengan para pengajar berpikiran positif « You Don’t think what you are, you what you think »
Sukses komunikasi interpersonal banyak tergantung dari kualitas konsep diri anda : positif atau negatif. Menurut William D. Brooks dan Philip Emmert (1976) ada 4 tanda orang yang memiliki konsep diri negatif, yaitu :
1) Peka pada kritik
Orang tersebut sangat tidak tahan terhadap kritik yang diterimanya, dan mudah marah atau naik pitam. Koreksi atau kritikan dipresepsikan sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya.
2) Responsif terhadap pujian
Tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian, walaupun mungkin berpura-pura untuk menghindari pujian dan senang terhadap pujian yang diterimanya.
3) Hiperkritis
Selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan dan pengakuan pada kelebihan orang lain.
4) Merasa tidak disenangi orang lain
Merasa tidak diperhatikan. Karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat menghadirkan kehangatan dan keakraban persahabatan. Ia tidak mempersalahkan dirinya, tetapi mengangap dirinya sebaga korban dan sistem sosial yang tidak beres.
5) Pesimis terhadap kompetisi
Terungkap dari keengganannya uuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan persainganyang merugikan dirinya
Konsep diri yang positif ditandai dengan :
1) Merasa setara atau sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi tidak rendah, walaupun terdapat perbedaan daam kemampuannya tertentu, latar belakang keluarga, dan sikap orang lain terhadapnya
2) Menerima pujian tanpa rasa malu, atau berpura-pura rendah hati, dan menerima penghargaan tanpa merasa bersalah
3) Menyadaro bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan prilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat
4) Mampu memperbaiki dirinya karena sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya
5) Menyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya, walaupun menghadapi kelompok yang kuat. Tetapi ia juga merasa dirinya cukup tangguh untuk mengubah prinsip-prinsip itu bila pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukkan dia salah
6) Mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebihan atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui tindakannya
7) Tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang terjadi besok, apa yang telah terjadi waktu lalu, dan apa yang terjadi pada waktu sekrang
8) Memiliki kenyakinan pada kemampuan mengatasi persoalan, bahkan ketika ia menghadapi kegagalan atau kemunduran
9) Sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain
10) Cenderung menolak orang lain untuk mendominasi
11) Sanggup mengaku kepada orang lain, bahwa ia mampu merasakan berbagi dorongan dan keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari kecewa yang mendalam, sampai kepuasan yang mendalam pula
12) Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan meliputi pekerjaan, permaianan, ungkapan diri yang kreatif, persahabattan atau sekedar mengisi waktu
13) Peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima, terutama pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain.
b. Membuka diri
Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan komunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang dirinya. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap defensif, dan lebih cermat memandang diri kita dan orang lain. Hubungan antara konsep diri dapat dijelaskan dengan Johari Window. Dalam Johari Window diungkapkan tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran tentang diri kita.
c. Percaya diri (self confidence)
Keinginan menutup diri, selain karena konsep diri yang negatif timbul dari kurangnya kepercayaan kepada kemampuan sendiri. Orang yang tidak menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan cenderung menghindari situasi komunikasi. Ia takut orang lain akan mengejek atau menyalahkannya. Ketakutan untuk melakukan komunikasi, disebut commication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi, akan menarik diri dari pergaulan.
d. Selektifitas
Konsep diri mempengaruhi prilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa anda bersedia membuka diri, bagaimana kita mempresepsikan pesan tersebut, dan apa yang kita ingat. (Taylor et al, 1977)
F. Teori Johary Windows
Hubungan antara konsep diri dan membuka diri dapat dijelaskan dengan Johari Window. Penjelasan Johari Window tentang tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran tentang diri kita.
DIRI TERBUKA Open Area Diketahui diri sendiri dan orang lain | DIRI BUTA Blind Area Tidak diketahui diri sendiri tetapi diketahui orang lain |
DIRI RAHASIA Hidden Area Diketahui diri sendiri, tapi tidak diketahui orang lain | DIRI GELAP Unknown Area Tidak diketahui diri sendiri maupun orang lain |
Open area adalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang lain seperti nama, jabatan, pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll. Ketika memulai sebuah hubungan, kita akan menginformasikan sesuatu yang ringan tentang diri kita. Makin lama maka informasi tentang diri kita akan terus bertambah secara vertikal sehingga mengurangi hidden area. Makin besar open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan interpersonal kita.
Hidden area berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup bagi orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan, keluarga, kesehatan, dll. Dengan tidak berbagi mengenai hidden area, biasanya akan menjadi penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain miss komunikasi tentang kita, yang kalau dalam hubungan kerja akan mengurangi tingkat kepercayaan orang.
Blind area yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita tidak. Misalnya bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana caranya menghadapi dosen A, dll. Sehingga dengan mendapatkan masukan dari orang lain, blind area akan berkurang. Makin kita memahami kekuatan dan kelemahan diri kita yang diketahui orang lain, maka akan bagus dalam bekerja tim.
Unknown area adalah informasi yang tidak diketahui oleh orang lain dan diri kita. Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan diri kita bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan. Misalnya ketika pertama kali seneng sama orang lain selain anggota keluarga kita. Kita tidak pernah bisa mengatakan perasaan “cinta”. Jendela ini akan mengecil sehubungan kita tumbuh dewasa, mulai mengembangkan diri atau belajar dari pengalaman
Daerah publik adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh dirinya dan orang lain. Daerah buta adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak diketahui oleh dirinya.
Daerah tersembunyi adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh diri sendiri tetapi tidak diketahui oleh orang lain.
Oleh karena adanya perbedaan individual, maka besarnya masing-masing daerah pada seseorang berbeda dengan orang lain.
Pengenalan diri dapat dilakukan melalui 2 tahap, tahap yang pertama pengungkapan diri (self-disclosure) dan tahap yang kedua menerima umpan balik (Feedback).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan antar manusia (HAM) memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan. Dengan adanya hubungan antar manusia dapat memenuhi kebutuhan antara individu yang satu dengan yang lain, memperoleh pengetahuan dan informasi baru, menumbuhkan sikap kerjasama, menghilangkan sikap egois.
HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru (Cabot dan Kahl, 1967).
Tujuan dari HAM adalah memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial dan psikologis dalam penyesuaian diri manusia sehingga terjadi keselarasan dan keserasian, dengan konflik seminimal mungkin.
Faktor - faktor yang mendasari proses interaksi dalam HAM adalah imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Sedangkan faktor – faktor yang dapat menimbulkan hubungan personal yang baik adalah rasa percaya, sikap positif, sikap terbuka dan sikap tertutup. Untuk teknik hubungan antar manusia terbagi dalam tindakan sosial, kontak sosial, komunikasi sosial, serta teori hubungan antar manusia.
B.Saran
Agar tecipta suatu hubungan yang harmonis di antara individu, maka setiap manusia harus mampu menjalin keakraban dengan manusia lainnya. Karena pada hakikatnya manusia itu merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
- Christina, dkk. 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC.
- Tyastuti, dkk. 2008. Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta: Fitryamaya.
- Vardiyansah. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
- Wiryanto, DR. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Grasindo.
- Wulandari, Diah, 2009, Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan, Yogyakarta: Mitra Cendikia Offset
- http://osdir.com/ml/culture.religion.healer.mayapada/2006-09/msg00075.html
- http://stikunsap.forumotion.net/build-your-knowledge-f3/interaksi-sosial-dalam-hubungan-antar-manusia-t6.htm
- http://www.lusa.web.id/hubungan-antar-manusia-human-relation/
- http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_15.html
- http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia
- http://www.mail-archive.com/filsafat@yahoogroups.com/msg02280.html
- http://www.nabble.com/Tiga-Teori-Hubungan-Antar-Manusia-td6240570.html
- http://mubarok-institute.blogspot.com/2006/09/tiga-teori-hubungan-antar-manusia.html
- http://wangmuba.com/tag/pengertian/
- http://indonesia.siutao.com/tetesan/falsafah_tao_dalam_hubungan_antar_manusia.php