1. PENGERTIAN MANAJEMEN LOGISTIK
Keberhasilan organisasi mencapai tujuan didukung oleh pengelolaan factor-faktor antara lain Man, Money, Machine, Methode dan Material. Pengelolaan yang seimbang dan baik dari kelima factor tersebut akan memberikan kepauasan kepada kostumer baik kostumer internal maupun eksternal. Rumah sakit yang telah terakreditasi seharusnya telah memiliki pengelolaan yang baik dan terstandar termasuk lima factor tersebut
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan materi atau alat-alat. Lebih lanjut, logistik diartikan bagian dari instansi yang bertugas menyediakan bahan atau barang yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional suatu instasi dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat (sesuai kebutuhan) dengan harga serendah mungkin (Adiatama, 2002).
Dalam menjalankan suatu perusahaan atau organisasi tidak dapat melepaskan peran logistik. Dua alasan utama mengapa logistik diperlukan dalam menjalankan usaha :
1. Barang dan jasa sangat dibutuhkan oleh unit-unit operasional untuk mendukung kegiatan operasionalnya, yang dapat diwujudkan melalui kegiatan logistik.
2. Logistik memberikan multiplier effect bagi efisiensi dan efektivitas dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Kegiatan logistik mempengaruhi efesiensi kegiatan unit tertentu dalam lembaga usaha dan efesiensi perusahaan dan akhirnya akan menentukan sejauh mana kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan bagi pengembangan usaha dan kemakmuran pemilik perusahaan. Demikian pula suatu kegiatan logistik akan memicu munculnya kegiatan lain seperti transportasi, pengudangan komputerisasi.
Secara singkat, logistik adalah bagian dari kegiatan pengadaan yang terkait dengan fungsi pengendalian, sediaan, penggudangan, transportasi, penjaminan dan pengendalian mutu. Agar dapat terselenggara dengan baik dan dapat berjalan dengan efektif dan efisien maka logistik harus dikelola dengan baik melalui managemen logistik. Definisi manajemen logistik beragam menurut berbagai kepustakaan. Mangemen logistik dapat didefinisikan sebagai Planning ,Organizing, Staffing, Leading, dan Controlling dalam kegiatan yang terkait dengan pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan barang dan jasa untuk mendukung kegiatan fungsi-fungsi utama dalam pencapaian tujuan organisasi. Batasan pengertian dan ruang lingkup kegiatan manajemen logistik dapat dirinci sebagai berikut:
1. Kegiatan manajerial: perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan
2. Kegiatan operasional: pengadaan, pencatatan, penggudangan, pendistribusian, pemeliharaan, dan penghapusan
3. Objek: logistik, perbekalan, barang, material, peralatan, perlengkapan, sarana prasarana (segala sesuatu/benda yang berwujud dan dapat diperlukan secara fisik, baik yang dipergunakan untuk kegiatan pokok maupun kegiatan penunjang/administrasi)
Kegiatan logistik sangat penting dalam menunjang kegiatan pengadaan barang atau jasa dan pihak perusahaan atau organisasi tidak mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki, secara umum kegitan logistik memiliki tujuan, yaitu:
1. Tujuan operasional: agar tersedia barang serta bahan dala jumlah yang tepat dan mutu yang memadai.
2. Tujuan keuangan: dapat melaksanakan tujuan operasional dengan biaya serendah-rendahnya
3. Tujuan pengamanan: agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian dan penyusutan yang tidak wajar lainnya.
Terdapat lima komponen penting dalam membetuk sistem logistik yaitu struktur lokal fasilitas, transportasi, persediaan (inventory), komunikasi dan penanganan serta penyimpanan. Konsep logistik terpadu terdiri dari 2 usaha yang berkaitan satu sama lainnya :
1. Operasional logistik, terkait dengan manajemen pemindahan dan penyimpanan material dan produk jadi perusahaan yang berawal dari pengangkutan pertama material atau komponen-komponen dari sumber perolehannya dan berakhir pada penyerahan produk yang dibuat atau diolah itu kepada pelanggan
2. Koodinasi logistik, terkait dengan identifikasi kebutuhan pergerakan dan penetapan rencana untuk memadukan seluruh operasi logistik. Fungsi dari koordinasi logistik ini adalah memastikan seluruh pergerakan dan penyimpanan diselesaikan seefektif dan seefisien mungkin.koordinasi dapat dibagi ke dalam 4 bidang manajerial : peramalan (forecasting) pasar produk, pengolahan pesanan, perencanan operasi dan procurement atau perencanaan kebutuhan material.
2. Fungsi Manajemen Logistik Rumah Sakit
Fungsi-fungsi manajemen logistik merupakan suatu proses yang terdiri dari: fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan, fungsi penganggaran, fungsi pengadaan, fungsi penyimpanan dan penyaluran, fungsi pemeliharaan, fungsi pengendaliaan.
1. Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan
Fungsi perencanaan mencakup aktivitas dalam menentukan sasaran-sasaran, pedoman, pengukuran penyelenggaraan bidang logistik, penentuan kebutuhan merupakan perincian dari fungsi perencanaan.
2. Fungsi penganggaran
Fungsi ini merupakan usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yaitu skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku.
3. Fungsi pengadaan
Fungsi ini merupakan usaha dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah digariskan dalam fungsi perencanaan dan penentuan kepada instansi-instansi pelaksana.
4. Fungsi penyimpanan dan penyaluran
Fungsi ini merupakan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran perlengkapan yang telah diadakan melalui fungsi-fungsi terdahulu untuk kemudian disalurkan kepada instansi-instansi pelaksana.
5. Fungsi pemeliharaan
Adalah usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil barang inventaris.
6. Fungsi penghapusan
Berupa kegiatan dan usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban yang berlaku. Dengan kata lain, fungsi penghapusan adalah usaha untuk menghapus kekayaan karena kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi, dinyatakan sudah tua dari segi ekonomis maupun teknis, kelebihan, hilang, susut dan karena hal-hal lain menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Fungsi pengendalian
Fungsi ini merupakan fungsi inti dari pengelolaan perlengkapan yang meliputi kegiatan untuk memastikan bahwa suatu proses produksi atau pelayanan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
3. PERAN LOGISTIK RUMAH SAKIT
Rumah sakit merupakan suatu usaha yang melakukan produksi jasa sehingga logistik dalam rumah sakit bukan manajemen pendistribusian barang jadi tetapi hanya menyangkut manajemen persediaan bahan barang serta peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi jasa tersebut. Logistik dalam rumah sakit bermula dari perolehan (procurement) dan berakhir dengan sokongan penuh dari usaha-usaha pembedahan dan pengobatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen logistik dalam lingkungan rumah sakit adalah suatu proses pengolahan secara strategis terhadap pengadaan, penyimpanan, pendistribusian serta pemantauan persediaan barang (stock, material, supplies, inventory dll) yang diperlukan bagi produksi jasa rumah sakit.
Menurut bidang pemanfaatannya, barang dan bahan yang harus disediakan di rumah sakit dapat dikelompokkan menjadi: logistik obat, logistik alat kesehatan, Logistik Food and Beverages, logitik habis pakai, logistic barang-barang kuasi, logistic peralatan medis dan non-medis, logistic sarana dan prasarana gedung, logistic linen. Lingkup kegiatan logistik dalam rumah sakit meliputi:
1. Logistik Obat
a. Meliputi aktivitas logistik yang terkait dengan obat-obatan yang digunakan dalam proses pelayanan kesehatan di rumahsakit.
b. Obat merupakan salah satu komponen utama pendapatan rumah sakit.
c. Tantangan dalam melaksanakan logistik obat di rumah sakit secara baik tergolong tinggi. Berbagai pihak terlibat dalam logistik obat di rumah sakit.
2. Logistik alat kesehatan
a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan alat-alat kesehatan yang digunakan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.
b. Problem utama yang sering terjadi adalah inventory managemen yang kurang baik, sehingga mengakibatkan Alkes yang disimpan berlebihan.
3. Logistik Food and Beverages
a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan pelayanan gizi, baik untuk pasien atau untuk karyawan rumah sakit.
b. Problem yang sering muncul adalah barang hilang atau berkurang dan mutu proses yang bervariasi.
4. Logistik bahan habis pakai
a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan bahan-bahan yang dikategorikan sebagai bahan habis pakai.
b. Problem yang sering dihadapi adalah sediaan bahan habis pakai yang berlebihan.
5. Logistik barang-barang kuasi
a. Adalah kegiatan logistic yang terkait dengan barang-barang kelengkapan administrasi rumah sakit.
b. Problem yang sering terjadi adalah sediaan barang-barang kuasi yang terlalu banyak.
6. Logistik peralatan medis dan non-medis
a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan peralatan medis dan non-medis yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
b. Problem yang sering dihadapi adalah penyimpanan alat-alat dan persediaan suku-cadang.
7. Logistik sarana dan prasarana gedung
a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan sarana dan prasarana gedung rumah sakit.
b. Nilai sarana dan prasarana gedung rumah sakit dapat mencapai sekitar 40% dari nilai aset total rumah sakit.
c. Problem yang sering muncul:
- Pembangunan sarana dan prasarana yang tidak efisien
- Pemeliharaan sarana dan prasarana yang tidak sesuai standar yang ditetapkan.
8. Logistik linen
a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan bahan-bahan kelompok linen.
b. Problem yang dihadapi adalah sediaan yang berlebihan dan proses yang bervariasi.
Mutu pelayanan logistik dapat dinilai dari 2 hal yaitu prestasi yang dicapai dan biaya yang dikeluarkan. Penilaian atas prestasi yang dicapai dapat berupa penyediaan barang, kemampuan waktu pengantaran, konsistensi, dan mutu dari usaha. Biaya logistik berhubungan langsung dengan kebijakan prestasi. Makin tinggi biaya logistik yang dikeluarkan, makin tinggi prestasinya. Kunci untuk mencapai prestasi logistik yang efektif adalah mengembangkan usaha yang seimbang antara prestasi pelayanan yang diberikan dengan biaya yang dikeluarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar