adf.ly

Sabtu, 16 April 2011

DETEKSI DINI KOMPLIKASI IBU DAN JANIN

image Pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil sangat perlu dilakukan secara teratur. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan,persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. Selain itu juga untuk mendeteksi dini adanya kelainan, komplikasi dan penyakit yang biasanya dialami oleh ibu hamil sehingga hal tersebut dapat dicegah ataupun diobati. Dengan demikian maka angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi dapat berkurang.

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

Selama pemeriksaan antenatal, bidan akan memberitahu pasien jika ia mengalami tanda-tanda bahaya dan akan mendeteksinya. Hal ini, penting bagi bidan untuk memeriksa tanda-tanda bahaya yang kemungkinan akan dialami ibu dan janin.

Deteksi dini komplikasi ibu dan janin meliputi :

1. Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan muda

2. Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut

Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan muda Perdarahan pervaginam

1. Abortus

2. Kehamilan Mola

3. Kehamilan Ektopik

ABORTUS

1. Abortus adalah berakhirnya kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan.

2. Abortus spontan, abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar untuk mengakhiri kehamilan tersebut.

3. Abortus buatan, terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan (abortus provokatus).

4. Abortus infeksius, abortus yang disertai komplikasi infeksi. Penanganan dengan pengosongan uterus.

5. Missed abortion, perdarahan disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih. Penanganannya dengan tindakan dilatasi.

Tanda dan Penanganan Abortus Sesuai Jenisnya

Jenis Abortus

Tanda

Penanganan

Iminen

Flek (darah coklat)

Bed rest total

Insipien

Ostium terbuka, darah +, nyeri

Dilatasi & kuterase

Inkomplit

Darah -/+, nyeri, sebagian konsepsi keluar

Digital, uterotonika & antibiotika

Komplit

Hasil konsepsi keluar

Uterotoni

KEHAMILAN MOLA

Suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi, hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili korealis disertai dengan degenerasi hidropik. Tandanya adanya perdarahan, besar uterus tidak sesuai umur kehamilan, tidak ada tanda pasti hamil, keluar jaringan mola, kadar HCG positif, muka dan badan pucat kekuningan dan saat USG ada gambaran seperti badai salju. Penanganannya adalah evakuasi mola secepatnya dan periksa ulang secara teratur.

KEHAMILAN EKTOPIK

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi implantasi terjadi di luar endometrium kavum uteri, seperti di ovarium, serviks dan tuba fallopi.

Tanda dan gejalanya adalah HCG positif, amenorea, perdarahan vagina, nyeri abdomen bagian bawah, pucat/ anemi, kesadaran menurun dan lemah, syok hipovolemik, nyeri goyang porsio dan perut kembung. Penanganannya dilakukan stabilisasi dengan merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid dan tindakan operatif.

Hipertensi gravidarum

Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita hipertensi sebelum hamil atau disebut pre eklamsia tidak murni. Hipertensi dalam kehamilan sering dijumpai dalam klinis, yang terpenting adalah menegakkan diagnosis seawal mungkin.

 

Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII (2003)
 

Klasifikasi

Sistolik

Diastolik

Normal

< 120

< 180

Pre hipertensi

120 – 139

80 – 89

Hipertensi stadium I

140 – 159

90 – 99

Hipertensi stadium II

>= 160

>= 10

 

Definisi hipertensi dalam kehamilan menurut WHO :

Tekanan sistol < 140 atau tekanan diastol < 90 mmHg.

Kenaikan tekanan sistolik < 15 mmHg dibandingkan tekanan darah sebelum hamil atau pada trimester pertama kehamilan.

Klasifikasi

  • Hipertensi Essensial – Hipertensi terjadi sebelum kehamilan atau pada 20 pekan pertama kehamilan yang menetap sampai 12 pekan pasca persalinan.
  • Hipertensi Gestasional – Kenaikan tekanan darah diatas normal pada waktu kehamilan tanpa terjadi proteinuria, dan kembali normal dalam 12 pekan pasca persalinan.
  • Pre-Eklampsia dan Eklampsia – Hipertensi ringan sampai berat dengan proteinuria (>0,3 gr dalam 24 jam). Jika tidak ada proteinuria, tersangka preeklampsia bila terjadi kenaikan tekanan darah dan ada keluhan sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar creatinin serum >1,2 mg/dl, jumlah trombosit < 100.000 sel /mm3, anemia hemolitik dan kenaikan SGOT, SGPT.
  • Pre-Eklampsia dengan Hipertensi Kronik – Pre eklampsia yang terjadi pada penderita hipertensi esensial.

Penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan dengan memberikan obat anti hipertensi antara lain Methyldopa, Labetalol, Nifedipin SR dan Hydralazine.

Nyeri perut bagian bawah

Nyeri perut/ abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah normal. Nyeri abomen yang menunjukkan masalah yang mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang meskipun telah istirahat. Hal ini bisa terjadi pada apendisitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang pelvik, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, solusio plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.

TANDA-TANDA DINI BAHAYA/ KOMPLIKASI IBU DAN JANIN MASA KEHAMILAN LANJUT

Perdarahan per vaginam

Perdarahan per vaginam pada kehamilan lanjut terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta (plasenta previa, solusio plasenta atau perdarahan yang belum jelas sebabnya) dan bukan dari kelainan plasenta (erosi, polip, varises yang pecah).

Plasenta Previa

Adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi ostium uteri internal. Tanda dan gejalanya adalah perdarahan tanpa nyeri atau perdarahan dengan awitan mendadak. Penanganannya adalah dengan terapi pasif yaitu jangan melakukan periksa dalam, lakukan USG, evaluasi kesejahteraan janin, rawat inap/ tirah baring atau terapi aktif dengan mengakhiri kehamilan

Solusio Plasenta

Adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari pelekatannya sebelum janin lahir, terjadi pada umur kehamilan diatas 22 minggu atau berat janin 500 gram. Tanda dan gejalanya adalah uterus seperti papan, nyeri abdomen yang hebat dan tidak dapat tertahankan, nyeri punggung, kolik, kontraksi hipertonik, nyeri tekan pada uterus, DJJ dapat normal/ tidak normal, gerakan janin tidak stabil, perdarahan tersembunyi dan syok. Penanganannya adalah atasi syok dan anemia, tindakan operatif (SC atau partus pervaginam).

Keluar cairan per vaginam

Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila tidak berupa perdarahan banyak, air ketuban maupun leukhore yang patologis.

Penyebab terbesar persalinan prematur adalah ketuban pecah sebelum waktunya. Insidensi ketuban pecah dini 10 % mendekati dari semua persalinan dan 4 % pada kehamilan kurang 34 mg.

Penyebab : serviks inkompeten, ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda, hidramnion), kelainan bawaan dari selaput ketuban, infeksi. Penatalaksanaan : pertahankan kehamilan sampai matur, pemberian kortikosteroid untuk kematangan paru janin, pada UK 24-32 minggu untuk janin tidak dapat diselamatkan perlu dipertimbangkan melakukan induksi, pada UK aterm dianjurkan terminasi kehamilan dalam waktu 6 jam sampai 24 jam bila tidak ada his spontan.

Gerakan janin berkurang

Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm.

Kematian janin

Merupakan komplikasi kehamilan yang berat.

Penyebab umum : abnormalitas kromosom, malformasi kongenital. Infeksi, penyebab imunologi dan komplikasi penyakit maternal.

Temukan pada saat pengkajian : gerakan janin menghilang, DJJ tidak terdengar, keluar flek disertai nyeri, kontraksi uterus dan penipisan serviks, janin lahir mati dan kurus. Penanganan : akhiri kehamilan dengan induksi bila tidak terjadi persalinan spontan.

Referensi

Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Bidan. EGC. Jakarta.

Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. EGC. Jakarta.

Pusdiknakes, 2001. Buku 2 Asuhan Antenatal.

Sarwono, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

Scott, J. 2002. Buku Saku Obstetri Ginekologi. Jakarta: Widya Medika

http://www.lusa.web.id/

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar