adf.ly

Sabtu, 16 April 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN

1 FAKTOR FISIK

A. STATUS KESEHATAN

Status kesehatan ibu hamil dapat mempengaruhi kehamilannya, misalnya adanya penyakit atau keadaan alat kandungan yang mengalami kelainan pada alat reproduksinya, maka akan mempengaruhi kehamilan.

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

Kelainan alat reproduksi.
1. Septum vagina
2. Varices
3. Kista vagina
4. Kista ovarii, dll

Penyakit yang menyertai kehamilan.

1. Penyakit jantung. Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem jantung dan pembuluh darah yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya kehamilan sehingga dapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi perubahan dari kerja jantung, karena :

a. Pengaruh peningkatan hormon

b. Terjadi haemodilusi (puncaknya umur kehamilan 28-32 minggu)

c. Kebutuhan janin untuk tumbuh kembang

d. Kembalinya darah segera setelah plasenta lahir

Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan, yaitu dalam bentuk :

  • dapat terjadi keguguran
  • persalinan premature atau BBLR
  • kematian perinatal meningkat
  • hambatan pertumbuhan dan perkembangan janin baik fisik maupun intelegensi

2. Penyakit Paru-Paru : Ibu hamil dengan tuberkulosis sebaiknya jangan dicampur dengan ibu hamil yang sehat untuk mencegah penularan. Ibu dengan TBC aktif memerlukan pengobatan dalam waktu lama yang dapat mempengaruhi janin dalam kandungannya. Ibu TBC aktif tidak dibenarkan memberikan ASI pada bayinya untuk mencegah penularan.

3. Penyakit asma dalam kehamilan : Penyakit asma yang berat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim melalui gangguan pertukaran O2 dan CO2

4. Penyakit Pneumonia : Ibu hamil dengan penyakit Pneumonia memberikan gejala panas tinggi, gangguan pernafasan, gangguan pertukaran CO2 dan O2, sehingga membayakan pertumbuhan perkembangan janin dalam rahim, sampai dapat terjadi keguguran dan persalinan prematur.

5. Infeksi Rubela pada kehamilan : Infeksi rubela pada kehamilan dapat menimbulkan kelainan bawaan sehingga perlu dilakukan gugur kandungan.
Bentuk cacat bawaan yang ditimbulkan diantaranya :

  1. Mata : Katarak, glaukoma dan mikroftalmia
  2. Telinga : Tuli
  3. Jantung : PDA, ASD, VSD, Stenosis Arteri Pulmonalis
  4. Susunan syaraf pusat : Meningoensefalitis, mikrosefali, gangguan intelegensi
  5. Keterlambatan pertumbuhan janin, heptomegali, ikterus, kelainan kromosome, trombositopeni dan anemia

6. Hepatitis Infeksiosa : Pengaruh hepatitis terhadap kehamilan bersumber dari gangguan fungsi hati dalam mengatur dan mempertahankan metabolisme tubuh, yang berdampak dalam bentuk keguguran, prematuritas dan kematian janin dalam rahim.

7. Infeksi Gonorrhoe : pengaruh infeksi gonorrhoe terhadap kehamilan praktis tidak ada, tetapi terhadap bayi dapat menimbulkan infeksi mata konjungtivis gonorrhoe neonatorum.

B. NUTRISI

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dengan benar maka perlu diketahui adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada kehamilan.

a. Perubahan tahap I : Dua minggu setelah konsepsi, telur yang dibuahi akan melekat pada endometrium uterus dan terjadi proliferasi dari sel-sel dengan cepat. Plasenta juga mulai terbentuk. Pada tahap ini belum diperlukan suplementasi nutrisi khusus.

b. Perubahan tahap II : Pada minggu ke 2 sampai minggu ke 8 sebagian organ-organ telah mulai terbentuk seperti jantung, ginjal, paru, hati dan rangka. Dari percobaan binatang, bila pada fase ini terdapat defisiensi vitamin A riboplavin, vitamin B6, vitamin B2 atau asam folat akan terjadi kelainan cacat bawaan. Pada tahap ini diperlukan suplementasi dalam bentuk vitamin dan mineral untuk menghindari terjadinya defisiensi dan cacat bawaan.

c. Perubahan tahap III : Mulai minggu ke 8 sampai lahir terjadi pertumbuhan janin yang cepat, serta terbentuknya cadangan pada ibu untuk mempersiapkan kelahiran dan memproduksi ASI. Pada tahap ini terjadi hyperplasi dan hipertrofi sel-sel dan kecepatannya berbeda untuk masing-masing orang. Oleh karena itu, suplementasi nutrisi sangat diperlukan terutama dalam bentuk kalori dan protein.

Kalori

Berdasarkan angka kecukupan gizi, tambahan kalori untuk wanita hamil + 285 kalori. Untuk meyakinkan agar penggunaan kalori selama kehamilan berlangsung adekuat, masukan energi harus diatas 36 kalori/kg/hari. Kecukupan yang dianjurkan, sebanyak 40 kalori/kg/hari dalam distribusi yang seimbang yaitu protein + 15 %, lemak + 30% dan karbohidrat + 55%

Protein

Tambahan protein untuk wanita hamil sebesar 9 gram. Kecukupan protein yang dianjurkan untuk wanita Indonesia umur 20-39 tahun dengan berat badan 47 kg sebanyak 41 gram protein sehari atau sekitar 0,8 gram/kg/hari.

Vitamin dan Mineral

- Vitamin A ditambah 50 mg/hari

- Tiamin ditambah 0,2 mg/hari

- Niacin ditambah 2 mg/hari

- Vitamin C ditambah 0,6 mg/hari

- Zat Besi ditambah 2 mg/hari

Peningkatan kebutuhan zat besi untuk pembentukan darah janin dan persediaan ibu masa laktasi sampai 6 bulan sesudah melahirkan, karena ASI tidak mengandung garam besi. Persediaan ibu untuk mengganti darah yang hilang pada waktu persalinan.

Pemberian zat besi dimulai setelah rasa mual dan muntah hilang, satu tablet sehari selama minimal 90 hari. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60mg) dan asam folat 500 mg. Bila ibu merasa mual, konstipasi atau diare akibat zat besi, dianjurkan meminumnya setelah makan. Sebaikanya tablet zat besi dimakan bersama buah-buahan yang mengandung vitamin C, karena untuk menambah penyerapan. Jangan meminumnya dengan susu, teh atau kopi, karena akan menghambat penyerapan. Sumber zat besi : telur, hati, ginjal dan daging (hewani) dan nabati : kacang-kacangan dan sayur hijau.

Air

Air berfungsi membantu sistem pencernakan makanan dan membantu proses transportasi. Selama hamil terjadi perubahan nutrisi dan cairan pada membrane sel. Air menjaga keseimbangan sel, darah, getah bening dan cairan vital tubuh lainnya. Air juga menjaga keseimbangan suhu tubuh, karena itu dianjurkan minum 6-8 gelas (1500-2000 ml) air, susu dan jus tiap hari.

 

2. STATUS GIZI

Peningkatan berat badan sangat menentukan kelangsungan hasil akhir kehamilan. Bila ibu hamil kurus atau gemuk sebelum hamil akan menimbulkan resiko pada janin terutama apabila peningkatan atau penurunan sangat menonjol. Bila sangat kurus maka akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, namun berat badan bayi dari ibu hamil dengan berat badan normal atau kurus. Sebab-sebab terjadinya penurunan atau peningkatan berat badan yang mencolok, yaitu multipara, edema, hipertensi kehamilan, makan berlebihan. Pada obesitas cenderung terjadi makrosomia dan disproporsi sefalopelviks.

Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat 2. Contoh : Wanita dengan berat badan sebelum hamiln 51 kg dan tinggi badan 1,57 meter, Maka IMTnya : 51/(1,57)²= 20,7. Nilai IMT mempunyai rentang :

19,8-26,6 = Normal

< 19,8 = Underweight

26,6-29,0 = Overweight

>29,0 = Obese

Penambahan berat badan per trimester lebih penting dari pada penambahan berat badan keseluruhan. Pada trimester pertamam peningkatan berat badan hanya sedikit, antara 0,7 sampai 1,4 kg. Pada trimester berikutnya akan terjadi peningkatan berat badan yag dapat dikatakan teratur, yaitu 0,35 – 0,4 kg per minggu.

 

Skema Malnutrisi pada ibu hamil

 

Ibu Malnutrisi
$
Volume darah berkurang
$
Peningkatan curah jantung tidak adekuat
$
Penurunan darah plasenta
$
Penurunan ukuran plasenta --------- Mengurangi transfer nutrisi
$
Pertumbuhan janin terhambat

1. Subtance Abuse

Subtance : Obat

Abuse : Penyalahgunaan

Menurut Pemerintah, angka resmi penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, Zat adiktif ) sebesar 0,065 % dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 130.000 orang. Belum diketahui data lengkap mengenai jumlah kaum wanita pengguna NAPZA dan berapa diantaranya yang hamil dan melahirkan.

 

PATOFISIOLOGI OBAT PADA IBU HAMIL

Banyaknya obat yang masuk dalam sirkulasi janin selain tergantung dari
dosis yang dipakai oleh ibu, juga sangat berpengaruh pada kemampuan obat
menembus membran biologik plasenta

DIAGNOSIS

Diagnosis dini yang tepat dan akurat sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dari diagnosis ini dapat dilakukan perawatan baik pada ibu maupun pada bayinya.

- Anamnesa

Sebagian besar ibu pengguna NAPZA merahasiakan informasi ini. Rincian mengenai tingkat, jumlah, dan lamanya ketergantungan seringtidak jelas. Bagaimanapun, anamnesa riwayat pemakaian NAPZA pada ibu hamil adalah cara yang paling sederhana dan termudah untuk menunjang diagnosis.

Disini dibutuhkan keahlian dari dokter/bidan untuk mengorek informasi yang jelas dan terinci pada saat anamnesa

- Tes laboratorium

Tehnik dan metode laboratorium untuk mendeteksi penggunaan obat golongan NAPZA telah berkembang dengan pesat. Dewasa ini telah banyak diperkenalkan metoda rapid immunoassay ( enzymatic assay atau radioimmunoassay) untuk tes skrining dan dilanjutkan dengan metoda gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS) sebagai konfirmasi bila hasil tes skrining positif. Walaupun demikian, masih mungkin terjadi negatif palsu atau positif palsu karena reaksi silang, misalnya
pada codein karena 10 % dari sediaan codein yang dikonsumsi akan dimetabolis menjadi morfin di hati. Tes laboratorium ini digunakan bila terdapat kecurigaan bahwa pasien (ibu maupun bayinya) terpapar obat-obat golongan NAPZA maupun untuk pemantauan hasil terapi.

Bahan yang sering diperiksa sebagai sample adalah :

Urine

Urin adalah bahan untuk pemeriksaan yang paling mudah didapat dan paling umum digunakan. Obat obatan golongan NAPZA dapat dideteksi hingga beberapa hari setelah persalinan. Dapat ditemukan hanya bila pemakaian obat dilakukan beberapa hari sebelum persalinan, dan dapat bertahan hingga beberapa hari. Dapat digunakan urine dari ibu maupun bayi.

Mekonium

Pemeriksaan mekonium mudah dilakukan dan obat dapat diketemukan hingga sampai 3 hari setelah partus. Ini lebih sensitif dibandingkan urine untuk mendeteksi obat-obat yang termasuk dalam golongan NAPZA dan dapat digunakan dalam periode yang lama daripada tes dengan urine.

Rambut

Rambut adalah yang paling sensitif untuk mendeteksi penggunaan obat yang termasuk dalam golongan NAPZA . Tetapi tes menggunakan rambut sangat jarang dilakukan.

Diperlukan tehnik pengambilan, penampungan, penyimpanan dan perlakuan bahan yang benar agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan.
Terapi

Pada ibu hamil yang terkontaminasi obat golongan NAPZA, terapi yang diberikan tidak hanya semata-mata untuk kepentingan ibu tetapi terutama untuk meminimalisasi efek samping yang buruk dari obat-obatan itu pada janin.
Secara umum ada 3 macam metode detoksifikasi yang dikenal, yaitu :

Abrupt withdrawal treatment

Yaitu metode detoksifikasi dengan cara penghentian total pemakaian obat hingga dapat terjadi gejala putus obat. Tehnik ini tidak dianjurkan pada wanita hamil karena dapat menyebabkan kematian bayi yang dikandungnya.

Gradual withdrawal treatment

Yaitu metode detoksifikasi dengan cara menurunkan dosis obat yang digunakan secara bertahap serta mengurangi ketergantungan obat dengan cara mengganti dengan obat substitusi. Tehnik ini dianjurkan pada wanita hamil. Obat substitusi yang dianjurkan adalah metadon.

Rapid detoksifikasi

Yaitu metode detoksifikasi dengan menggunakan antagonis morphin yang diberikan lewat sonde lambung dan dengan menggunakan anestesi general. Disini fase sakaw dari narkotika dipercepat dan rasa sakit dikurangi dengan penggunaan anestesi . Tehnik ini tidak dianjurkan pada wanita hamil karena dapat menyebabkan kematian bayi yang dikandungnya.

Perokok/Alkohol

Hasil penelitian menunjukkan baik perokok aktif maupun pasif hubungannya dengan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah, yang berdampak pada perkembangan anak. Menurut Makin et al (1991) penelitian pada perkembangan anak umur 6-9 tahun dengan ibu perokok aktif, ibu perokok pasif, dan ibu tanpa rokok ketika hamil, menujukkan anak-anak dengan ibu tanpa rokok lebih baik dalam kemampuan berbicara, berbahasa, intelektual, visual dan perilaku.

Kehamilan diluar nikah

Secara psikologis kehamilan diluar nikah menimbulkan masalah, karena :

- Rasa malu menghadapi perubahan tubuhnya

- Kurang siap dalam menerima peran sebagai ibu

- Belum bekerja

- Faktor ekonomi

- Faktor sosial

Hal ini sangat memerlukan perhatian khusus sehingga perlu difasilitas dengan :

- Dukungan sosial, keputusan untuk melakukan abortus banyak dipengaruhi oleh orang tua

- Informasi secara profesional dari tenaga kesehatan dalam hal pengetahuan dan masalah perkembangan anak.

- Mencegah resiko adanya tindak kekerasan dari orang tua terhadap anaknya yang mengalami kehamilan diluar nikah

- Bimbingan tentang pencegahan resiko kehamilan dan persalinan

Kehamilan yang tidak direncanakan

Dapat berdampak kepada kesehatan mental, baik ibu maupun bapaknya. Kehamilan yang tidak diinginkan akan meningkatkan kecemasan dan depresi kedua orang tuanya. Secara individu cemas dapat mengganggu kehamilannya, seorang ibu yang cemas dapat mengalami abrupsio plasenta. Faktor yang dapat mengurangi efek kecemasan adalah : pengobatan kecemasan, dukungan psikososial dan strategi koping.

Cemas yang berkelanjutan dapat meningkatkan perilaku yang negative misalnya merokok atau minum alkohol.

 

2. FAKTOR PSIKOLOGIS

2.1 STRESSOR INTERNAL DAN EXTERNAL

1. Stressor Internal

  • Berasal dari wanita itu sendiri
  • Merasa sulit menerima hakikat dirinya sebagai wanita harus mengandung sehingga pengalamam belum matang.
  • Menyesali sebagai wanita dan merasa tidak adil.
  • Anak tidak diharapkan, sehingga mempunyai usaha menggugurkan kandungannya bila usaha tersebut gagal maka ibu merasa cemas atau gelisah akan janin yang akan dilahirkannya nanti mengalami kecacatan.
  • Umur tergolong resiko tinggi (>35 tahun)
  • Menderita penyakit tertentu
  • Pengalaman persalinan yang tidak menyenangkan

2. Stress Eksternal

§ Suami

Pengharapan terhadap janis kelamin

Masalah seksual

§ Keluarga

Tidak ada dukungan dari suami dan keluarga

§ Keadaan sosial ekonomi

Kemampuan untuk biaya perawatan kehamilan dan persalinan

§ Relasi buruk dengan ibu

§ Penyesalan terhadap kehamilan

§ Adat istiadat/tradisi

4.2.2. SUPPORT KELUARGA

§ Sebagai seorang calon ibu

Wanita menghayati kehamilan sebagai peristiwa yang :

  • Menyenangkan
  • Mengasyikkan
  • Indah dan memiliki romantika yang khas
  • Antisipasi yang tidak menyenangkan
  • Dilupakanlah segala kesusahan

§ Hubungan yang berarti berupa :

Dukungan keluarga dan suport person

- Ibu hamil dapat membina hubungan yang berarti dengan orang sekitar

- Ibu hamil dapat membantu orang sekitar, menyadari kebutuhan mereka dan mengembangkan cara sehat untuk memenuhinya.

§ Relasi ibu hamil dengan ibunya

- Sangat penting dalam psikologi kehamilan

- Memberikan warna pada setiap masalah psikologis

- Jika relasi dengan ibunya tidak menyenangkan/buruk maka ibu hamil tersebut dapat membenci dan menyesali semua sikap ibunya dan mengembangkan sikap penyesalan terhadap kehamilannya, sehingga dapat menumbuhkan perasaan bersalah atau berdosa dan dapat mengganggu kepercayaan diri dan keseimbangan diri.

§ Jika relasi sangat melekat dengan identifikasi total dan sama sekali tidak mau lepas dari ikatan psikis sehingga akan timbul sikap acuh tak acuh terhadap kehamilannya.

§ Dukungan keluarga

Biasanya berasal dari : ibu kandung, ibu mertua atau suami

Relasi ibu hamil dan suami

§ Peranan suami lebih bersifat naluriah

Suami menunjukkan rasa simpati/rasa bangga terhadap kehamilannya

C. Patner Abuse

Penyebab penyulit kehamilan

- Ibu tidak dicintai suami

- Ibu yang tidak nikah (unmarried mother)

- Ibu yang asusila

Pengaruh psikologi pada ibu :

- Menolak segala energi psikis dan positif

- Menolak segala kasih sayang

- Menolak insting keibuan

- Sikap pesimis, benci terhadap kehamilannya

Reaksi faktor psikologis :

- Denyut jantung cepat

- Kelelahan mendalam

- Tekanan darah meningkat

- Alergi

Pengaruh pada janin :

- Hiperaktif

- Iritable

- Gangguan tidur

- BBLR

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar