adf.ly

Rabu, 13 April 2011

Streptococcus pneumoniae (Pneumokokus)

image 3. Streptococcus pneumoniae (Pneumokokus)

Klasifikasi

Kingdom : Bakteri

Filum : Frimicutes

Kelas : Cocci

Ordo : Lactobacillales

Famili : Streptococcaceae

Genus : Streptococcus

Spesies : Streptococcus pneumoniae

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

Pada tahun 1881, George Sternberg dan Louis Pasteur menemukan bakteri ini dalam saliva manusia di tempat yang terpisah. Walaupun mereka dapat membuat septikemia dengan menyuntikkan kuman ini pada kelinci, namun mereka tidak menghubungkannya dengan penyakit pneunomia. Kemudian pada tahun 1886 diketahui bahwa kuman ini dapat menyebabkan pneumonia lobaris, oleh Frunkel dan Weischselbaum di tempat yang terpisah juga.

Koloni Kuman dan Sifat Biaka

Kuman ini merupakan positif Gram berbentuk diplokokus dan seperti lanset. Namun pada perbenihan tua dapat nampak sebagai negatif Gram, tidak membentuk spora, tidak bergerak (tidak berflagel). S. pneunomiae adalah anaerob fakultatif, larut dalam empedu dan merupakan alfa hemolitis. Selubungnya terutama dibuat oleh jenis yang virulen.

S. pneunomiae tumbuh pada pH normal, yaitu 7,6-7,8, dan jarang terlihat tumbuh pada suhu di bawah 25°C dan di atas 41°C, melainkan tumbuh dengan suhu optimum 37,5°C. Glukosa dan gliserin meningkatkan perkembangbiakannya, tapi bertambahnya pembentukan asam laktat dapat menghambat dan membunuhnya, kecuali jika ditambahkan kalsium karbonat 1% untuk menetralkannya. Dalam lempeng agar darah sesudah pengeraman selama 48 jam akan terbentuk koloni yang bulat kecil dan dikelilingi zona kehijau-hijauan identik dengan zona yang dibentuk oleh Streptococcus viridans. Perbedaan antara S. pneumoniae dengan S. viridans tersebut adalah sifat S. viridans yang lisis dalam larutan empedu 10% (otolisis) atau natrium desoksikholat 2% dalam waktu 5-10 menit. Pneumokokus dapat dibedakan dengan kokus lainnya, sebab kuman ini dihambat pertumbuhannya oleh optokhin.

Pneumokokus tidak tahan terhadap sinar matahari langsung. Penyimpanan bakteri ini adalah baik jika dalam keadaan liofil. Kuman ini lebih mudah mati dengan fenol, HgCl2, kalium permanganat dan antiseptikum lainnya daripada Mikrokokus dan Streptokokus lain. Pneumokokus juga rentan terhadap sabun, empedu, natrium oleat, zat warna dan derivat kuinin. Sulfadiazin juga dapat menghambatnya, namun sering terjadi resistensi sesudah beberapa hari.

Manifestasi Klinis

Infeksinya pada manusia yang khas ialah menyebabkan penyakit pneumonia lobaris. Penyakit lain yang disebabkannya juga adalah sinusitis, otitis media, osteomielitis, artritis, peritonitis, ulserasi kornea, dan meningitis. Pneumonia lobaris dapat menyebabkan komplikasi berupa septikemia, empiema, endokarditis, perikarditis, meningitis dan artritis.

Patologi

Angka kematian pada pneumonia tergantung pada ras, seks, umur dan keadaan umum penderita, tipe kumannya, luasnya bagian paru-paru yang terkena, ada tidaknya septikemia, ada tidaknya komplikasi, pemberian terapi spesifik, dan faktor-faktor lainnya.

Pengobatan

Penisilin merupakan obat yang sangat efektif. Yang berbahaya bila terjadi infeksi sekunder oleh Stafilokokus yang resisten terhadap penisilin dan antibiotika lainnya. Dosis yang lebih tinggi diperlukan untuk mengobati meningitis agar dapat mencapai selaput otak. Namun, akhir-akhir ini pneumokokus sudah resisten terhadap banyak preparat antibiotika, misalnya tetrasiklin, eritromisin, dan linkonmisin. Peningkatan resistensi terhadap penisilin juga terlihat pada Pneumokokus yang diisolasi dari New Guinea.

 

DAFTAR PUSTAKA

Lay, Bibiana. W, dan Hastowo Sugoyo 1992. MIKROBIOLOGI. Jakarta : CV Rajawali.

Wheller dan Volk. 1990. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : P.T. Gelora Aksara Pratama

http://mikrobia.wordpress.com/2008/05/12/bordetella-pertussis-batuk-rejan/

http://www.health.state.ny.us/diseases/communicable/legionellosis/fact_sheet.htm

http://www.cdc.gov/legionella/patient_facts.htm

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/148_16PemeriksaanSpesimenSerumDarah.pdf/148_16PemeriksaanSpesimenSerumDarah.html

http://www,wikipedia.org

Staf pengajar FK UI. Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit Binarupa Aksara. 1994.

http://www.bmb.leeds.ac.uk/mbiology/ug/ugteach/icu8/introduction/bacteria.html

http://www.who.int/immunization/REH_47_8_pages.pdf

http://emedicine.medscape.com/article/218271-overview

http://www.healthsystem.virginia.edu/UVaHealth/peds_infectious/hii.cfm

Staf pengajar FKUI. 1994. Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara: Jakarta

Ryan KJ; Ray CG (editors) (2004). Sherris Medical Microbiology. McGraw Hill

Staf pengajar FKUI. 1994. Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara: Jakarta

http://www.cdc.gov/ncidod/aip/research/spn.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Corynebacterium_diphtheriae

http://textbookofbacteriology.net/diphtheria_2.html

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar