adf.ly

Rabu, 13 April 2011

LEGIONELLA PNEUMOPHILA

clip_image002 8. Legionella pneumophila

Klasifikasi

Kingdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma proteobacteria

Ordo : Legionellales

Famili : Legionellaceae

Genus : Legionella

Spesies : Legionella pneumophila

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

Legionella adalah bakteri tipis, pleomorfik, berflagel dan merupakan bakteri gram negative. Bakteri yang berasal dari genus legionella ini merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit legionellosis. Legionellosis adalah suatu penyakit infeksi bakteri akut yang bersifat new emerging disease. Secara keseluruhan baru dikenal 20 spesies.

Bakteri ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1976, namun kasus-kasus sebelumnya telah dikonfirmasikan sejak tahun 1947. Pertama kali wabah legionellosis ini terjadi di Philadelphia, AS pada tahun 1976 dengan jumlah kasus mencapai 182 dan dengan jumlah kematian mencapai 29 orang. Di Indonesia sendiri kasus ini ada di sejumlah tempat antara lain seperti di Bali (1996), di Karawaci, Tangerang (1999) dan di sejumlah kota lainnya.

Karakteristik

Legionella termasuk bakteri gram negative batang yang tidak meragi D-glukosa, dan juga tidak meragi nitrat menjadi nitrit. Koloni bakteri ini hidup subur menempel di pipa-pipa karet dan plastic yang berlumut dan tahan kaporit dengan konsentrasi klorin 26 mg/l. legionella dapat hidup pada suhu antara 5,7oC – 63oC dan tumbuh subur pada suhu 30oC – 45oC.

Bakteri ini termasuk bakteri aerobic dan tidak mampu menghidrolisis gelatin ataupun memproduksi urease. Bakteri ini juga termausk bakteri yang nonfermentatif. Bakteri ini juga tidak berpigmen dan tidak berautofluoresensi. Selain itu bakteri ini juga merupakan enzim yang mengkatalis proses redoks atau bisa juga disebut sebagai katalase positif dan menghasilkan beta-laktamase.

Epidemiologi

Bakteri ini ditemukan secara alami di alam, biasanya di air. Bakteri ini tumbuh subur di air hangat, seperti di kolam air panas, menara pendingin, atau bagian dari system pendingin bangunan besar. Bakteri ini ditemukan di sungai dan juga kolam, keran air panas dan dingin, tangki air panas, dan juga tanah di lokasi penggalian.

Patogenesis

Legionellosis yang disebabkan oleh Legionella pneumophila bisa menjadi penyakit pernafasan ringan atau dapat cukup parah untuk dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini bisa menjadi sangat serius dan menyebabkan kematian dari 5%-30% kasus yang ada. Dari 10%-40% orang dewasa yang sehat memiliki antibody menunjukkan paparan sebelumnya terhadap organism, namun hanya sebagian kecil yang memiliki riwayat pneumonia sebelumnya.

Pada manusia, legionella pneumophila menyerang dan replikasi di dalam bentuk makrofag. Internalisasi dari bakteri dapat ditingkatkan dengan adanya antibody dan system komplemen namun tidak mutlak diperlukan. Terdapat sebuah pseudopod koil di sekitar bakteri dalam bentuk fagositosis yang unik. Begitu diinternalisasi, bakteri mengelilingi diri dalam membrane vakuola yang terikat yang tidak bereaksidengan lisosom yang akan menurunkan bakteri. Dalam kompartemen yang terlindungi ini, bakteri akan berkembang biak. Bakteri menggunakan system sekresi tipe IV B yang dikenal sebagai ICM/Dot untuk menyuntikkan protein efektor ke dalam host. Efektor ini terlihat dalam meningkatkan kemampuan bakteri untuk bertahan hidup dalam sel inang. Tingkat bertahan hidup ditingkatkan oleh protein efektor (Ank protein) karena mereka mengganggu fusi dari legionella yang mengandung vakuola dengan degradasi inang endosom

Penularan

Penyakit ini tampaknya menyebar melalui udara dari tanah atau sumber air. Semua penelitian hingga saat ini telah menunjukkan bahwa penularan dari orang ke orang tidak terjadi. Orang dari segala usia dapat terkena penyakit ini. Namun yang biasanya terkena adalah orang-orang dengan usia lanjut ( diatas 65 tahun) ataupun orang-orang dengan system imun yang lemah terhadap penyakit. Terkadang perokok, orang-orang yang mengalami penyakit paru yang kronis (misal emfisema), dan orang-orang yang menggunakan obat penekan system kekebalan (misal setelah operasi transplantasi) juga mempunyai resiko lebih tinggi terkena penyakit ini. Penyakit ini jarang terjadi pada orang yang sehat.

Wabah ini terjadi ketika dua atau lebih orang menjadi sakit di tempat yang sama pada waktu yang sama, seperti pasien di rumah sakit terkena penyakit ini. Bangunan Rumah Sakit memiliki sistem air yang kompleks, dan banyak orang di rumah sakit telah memiliki penyakit yang meningkatkan resiko mereka untuk infeksi legionella.
Penularan pada manusia antara lain melalui aerosol di udara, atau minum air yang mengandung Legionella. Selain itu dapat pula terjadi melalui aspirasi air yang terkontaminasi, inokulasi langsung melalui peralatan pernafasan atau melalui pengompresan luka dengan air yang terkontaminasi. Contoh lain adalah dengan menghirup uap dari sauna di spa atau hotel yang tidak dibersihkan secara seksama dengan desinfektan.

Gejala

Masa inkubasi penyakit ini berkisar antara 1 sampai 10 hari, namun biasanya berkisar antara 5 sampai 6 hari. Penyakit ini dapat memiliki gejala seperti bentuk lain dari pneumonia sehingga sulit untuk mendiagnosis pada awalnya. Tanda-tanda penyakit ini bisa mencakup demam tinggi, menggigil dan batuk. Bahkan pada beberapa orang ada yang menderita nyeri otot dan sakit kepala.

Infeksi ringan yang disebabkan oleh sejenis bakteri legionella disebut Pontiac Fever. Gejala Demam Pontiac biasanya berlangsung selama 2 sampai 5 hari dan bisa juga menyertakan demam, sakit kepala, dan nyeri otot, namun tidak ada pneumonia. Gejala pergi sendiri tanpa pengobatan dan tanpa menyebabkan masalah lebih lanjut.

Diagnosis

Legionellosis sering menyebabkan gejala yang mirip dengan yang disebabkan oleh organisme lain, termasuk jenis virus influenza dan bakteri pneumonia lainnya. Selain itu tes laboratorium khusus diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tidak selalu diminta. Diagnosis tergantung pada tes laboratorium yang sangat khusus yang melibatkan dahak pasien atau mendeteksi organism dalam urin. Tes laboratorium rutin tidak akan mengidentifikasi bakteri Legionella.

Sedangkan sera (serum) telah digunakan baik untuk studi aglutinasi serta untuk mendeteksi langsung dari bakteri dalam jaringan dengan menggunakan antibody fluorescent-labelled. Antibody spesifik pada pasien juga dapat ditentukan dengan uji antibody fluoresen tidak langsung. ELISA dan ter mikroaglutinasi juga telah berhasil ditetapkan.

Pencegahan dan Pengobatan

Pengobatan legionellosis dengan menggunakan antibiotic seperti eritromisin, levaquin atau azitromisin bisa dikatakan cukup efektif dalam menangani penyakit ini. Sedangkan makrolid (azitromisin) atau fluoroquinolones (moxifloxacin) merupakan pengobatan standar untuk pneumonia legionella pada manusia

Pencegahan perkembangan bakteri legionella bisa dilakukan dengan cara minimal seminggu sekali dilakukan pemeriksaan penampungan air terhadap kerusakan fisik, bau dan zat organic serta keberadaan serbuk-serbuk yang mengandung legionella.

 

DAFTAR PUSTAKA

Lay, Bibiana. W, dan Hastowo Sugoyo 1992. MIKROBIOLOGI. Jakarta : CV Rajawali.

Wheller dan Volk. 1990. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : P.T. Gelora Aksara Pratama

http://mikrobia.wordpress.com/2008/05/12/bordetella-pertussis-batuk-rejan/

http://www.health.state.ny.us/diseases/communicable/legionellosis/fact_sheet.htm

http://www.cdc.gov/legionella/patient_facts.htm

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/148_16PemeriksaanSpesimenSerumDarah.pdf/148_16PemeriksaanSpesimenSerumDarah.html

http://www,wikipedia.org

Staf pengajar FK UI. Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit Binarupa Aksara. 1994.

http://www.bmb.leeds.ac.uk/mbiology/ug/ugteach/icu8/introduction/bacteria.html

http://www.who.int/immunization/REH_47_8_pages.pdf

http://emedicine.medscape.com/article/218271-overview

http://www.healthsystem.virginia.edu/UVaHealth/peds_infectious/hii.cfm

Staf pengajar FKUI. 1994. Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara: Jakarta

Ryan KJ; Ray CG (editors) (2004). Sherris Medical Microbiology. McGraw Hill

Staf pengajar FKUI. 1994. Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara: Jakarta

http://www.cdc.gov/ncidod/aip/research/spn.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Corynebacterium_diphtheriae

http://textbookofbacteriology.net/diphtheria_2.html

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar