adf.ly

Sabtu, 23 April 2011

MAKALAH PERSALINAN SUNGSANG

LATAR BELAKANG

Sungsang (kehamilan)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

clip_image003

Breech, oleh W.Smellie, 1792

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

Kehamilan sungsang atau posisi sungsang adalah posisi dimana bayi di dalam rahim berada dengan kepala di atas sehingga pada saat persalinan normal, pantat atau kaki si bayi yang akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan kepala pada posisi normal. Kehamilan sungsang didiagnosis melalui bantuan ultrasonografi (USG).

Kehamilan sungsang dapat disebabkan oleh banyak hal antara lain kelahiran kembar, cairan amniotik yang berlebihan, hidrosefalus, anencefaly, ari-ari yang pendek dan kelainan rahim.

Sekitar 3-4% bayi berada dalam posisi ini ketika lahir. Dalam persalinan prematur, kemungkinan bayi berada dalam posisi sungsang lebih tinggi. Pada umur kehamilan 28 minggu, kemungkinan bayi berada dalam posisi sungsang adalah 25%. Angka tersebut akan turun seiring dengan umur kehamilan mendekati 40 minggu.

Karena risiko persalinan normal pada bayi dengan posisi sungsang lebih tinggi dibandingkan bayi dengan posisi normal, maka umumnya persalinan akan dilakukan dengan bedah caesar.

Faktor Penyebab Kelahiran Sungsang

Jika kondisi ini terjadi pada kehamilan Anda, maka jangan buru-buru panik. Asalkan usia kandungan masih di bawah 32 minggu maka si kecil dalam perut masih bisa dikembalikan pada posisi normal kok.

Posisi sungsang, posisi janin memanjang dengan kepala di bagian atas rahim dan bokongnya ada di bagian bawah, tergolong sebagai kelainan letak janin. Kondisi ini biasanya sudah terdekteksi saat kehamilan memasuki trimester kedua. Biasanya Anda akan merasakan kandungan terasa penuh di bagian atas dengan gerakan janin terasa lebih banyak di bagian bawah.

Mengapa bisa sungsang?

1. Bobot janin relatif rendah. Hal ini mengakibatkan janin bebas bergerak. Ketika menginjak usia 28-34 minggu kehamilan, berat janin makin membesar, sehingga tidak bebas lagi bergerak. Pada usia tersebut, umumnya janin sudah menetap pada satu posisi. Kalau posisinya salah, maka disebut sungsang.

2. Rahim yang sangat elastis. Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan beberapa anak sebelumnya, sehingga rahim sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya.

3. Hamil kembar. Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian bawah rahim.

3.

4. Hidramnion (kembar air). Volume air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin lebih leluasa bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga.

5. Hidrosefalus. Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan (hidrosefalus) membuat janin mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim.

6. Plasenta previa. Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan dalam rahim. Akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni di bagian atas rahim.

7. Panggul sempit. Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang.

8. Kelainan bawaan. Jika bagian bawah rahim lebih besar daripada bagian atasnya, maka janin cenderung mengubah posisinya menjadi sungsang.

Bagaimana cara mendeteksi sungsang?

1. Melakukan perabaan perut bagian luar. Cara ini dilakukan oleh dokter atau bidan. Janin akan diduga sungsang bila bagian yang paling keras dan besar berada di kutub atas perut. Perlu diketahui bahwa kepala merupakan bagian terbesar dan terkeras dari janin.

2. Melalui pemeriksaan bagian dalam menggunakan jari. Cara ini pun hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan. Bila di bagian panggul ibu lunak dan bagian atas keras, berarti bayinya sungsang.

3. Cara lain adalah dengan ultrasonografi (USG).

Tindakan apa yang harus dilakukan?

Selain upaya yang dilakukan dokter, maka Andapun bisa mengupayakan sendiri agar janin kembali ke posisi semula.

1. Anda dianjurkan untuk melakukan posisi bersujud (knee chest position), dengan posisi perut seakan-akan menggantung ke bawah. Cara ini harus rutin dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali, misalnya pagi dan sore. Masing-masing selama 10 menit. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur, kemungkinan besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi normal. Kemungkinan janin akan kembali ke posisi normal, berkisar sekitar 92 persen. Dan posisi bersujud ini tidak berbahaya karena secara alamiah memberi ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal.

2. Usaha lain yang dapat dilakukan oleh dokter adalah mengubah letak janin sungsang menjadi normal dengan cara externalcephalic versin/ECV. Metode ini adalah mengubah posisi janin dari luar tubuh sang ibu. Cara ini dilakukan saat kandungan mulai memasuki usia 34 minggu. Sayangnya, cara ini menimbulkan rasa sakit bahkan kematian janin, akibat kekurangan suplai oksigen ke otaknya.

Apa yang terjadi saat persalinan?

Posisi janin sungsang tentunya dapat memengaruhi proses persalinan. Proses persalinan yang salah, jelas menimbulkan risiko, seperti janin mengalami pundak patah atau saraf di bagian pundak tertarik (akibat salah posisi saat menarik bagian tangannya ke luar), perdarahan otak (akibat kepalanya terjepit dalam waktu yang lama), patah paha (akibat salah saat menarik paha ke luar), dan lain-lain. Untuk itu biasanya dokter menggunakan partograf, alat untuk memantau kemajuan persalinan. Jika persalinan dinilai berjalan lambat, maka harus segera dilakukan operasi bedah sesar.

JIKA POSISI BUAH HATI SUNGSANG

Aih, apalagi ini? Jangan buru-buru panik. Kalaupun letaknya sungsang, masih bisa dikembalikan ke posisi normal, kok.

Bayi sungsang (mal presentasi) merupakan suatu kelainan letak bayi, yaitu posisi kepala di atas dan posisi bokong di bawah. “Sebetulnya sampai bayi berusia 34 minggu, letak bayi masih bebas. Artinya, letak kepala bisa di atas atau di bawah,” ujar dr. Karno Suprapto, Sp.OG, dari RS Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Ini terjadi karena pada permulaan kehamilan, berat janin relatif lebih rendah dibandingkan dengan rahim. Akibatnya, janin masih bebas bergerak. Nah, menginjak usia 28-34 minggu kehamilan, berat janin makin membesar, sehingga tidak bebas lagi bergerak. Pada usia tersebut, umumnya janin sudah menetap pada satu posisi. “Kalau posisinya salah, maka disebut sungsang,” terang Karno.

PENYEBAB

Letak yang salah itulah yang dapat menimbulkan masalah saat ibu harus menjalani persalinan. Dan berbeda dengan persalinan normal, pada persalinan sungsang dibatasi waktu. Begitu badan bayi sudah keluar, kepalanya harus dikeluarkan 4 menit kemudian. “Ini perlu dan harus dilakukan demi keselamatan bayi. Sebab, jika terlalu lama, bayi bisa kekurangan oksigen dan dapat menimbulkan kematian,” jelas Karno.

Tapi mengapa bisa sungsang? Menurut Karno, penyebabnya ada dua, yaitu faktor janin dan ibu sendiri. Dari segi janin, mungkin karena ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ruangan rahim ibu. Akibatnya, janin bebas berputar, baik ke atas maupun ke bawah. Di Indonesia, bila berat bayi di bawah 3 kg dan ibunya telah beberapa kali melahirkan, ada kemungkinan akan menjadi sungsang.

Sebaliknya, bila si bayi terlalu besar dan posisi kepala masih di atas. Pada saat kepala akan melewati panggul menuju posisi normal, akhirnya terpental kembali karena ruangan panggul ibu terlalu sempit sehingga kepala bayi sulit berputar ke arah bawah.

Pada kasus bayi kembar, kemungkinan sungsang menjadi lebih besar sebab janin yang kepalanya berputar ke arah bawah lebih dulu akan membuat rongga panggul ibu susah dilalui janin kembarannya. Maka, pada bayi kembar, posisi salah satu janinnya sungsang.

Sedangkan faktor ibu, antara lain karena bentuk rahim yang tidak normal, air ketuban yang terlalu banyak, adanya tumor, plasenta di bawah, dan lainnya.

DETEKSI SUNGSANG

Letak janin sungsang sudah bisa diketahui saat kehamilan berusia tua. Caranya dengan perabaan luar melalui perut. Cara ini dilakukan oleh dokter atau bidan. Nah, bayi akan diduga sungsang bila bagian yang paling keras dan besar berada di kutub atas. Karena seperti kita tahu, kepala merupakan bagian terbesar dan terkeras dari janin.

Cara lain adalah melalui pemeriksaan bagian dalam dengan menggunakan jari. Cara ini pun hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan. Bila di bagian panggul ibu lunak dan bagian atas keras, berarti bayinya sungsang. Cara lain adalah dengan ultrasonografi (USG).

Biasanya para ibu yang janinnya berposisi sungsang, dianjurkan untuk melakukan posisi bersujud, dengan posisi perut seakan-akan menggantung ke bawah. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur, kemungkinan besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi normal. “Kemungkinannya kembali ke posisi normal, berkisar sekitar 92 persen. Dan posisi bersujud ini tidak berbahaya karena secara alamiah memberi ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal,” ujar Karno.

Usaha lain yang dapat dilakukan oleh dokter adalah mengubah letak janin sungsang menjadi normal dengan cara versi luar (externalcephalic versin/ECV). Sesuai dengan namanya, versi luar adalah tindakan mengubah posisi janin sungsang dari luar tubuh ibunya.

Tindakan akan segera dihentikan bila saat versi luar, ibu merasa sakit. “Penghentian dilakukan karena kemungkinan otot rahim sensitif sehingga sewaktu diraba-raba terjadi kontraksi dan kejang. Bisa juga karena secara tak sengaja tindakan tersebut melepas plasenta,” kata dr. Karno. Tak heran, versi luar tak bisa dilakukan bila letak plasenta ada di bawah sebab bayi tidak mungkin bisa diputar kembali ke posisi normal.

Versi luar sebaiknya dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 34 minggu. Tapi saat ini versi luar jarang sekali dilakukan karena selain dapat membuat ibu merasa sakit dan bila dilakukan secara paksa, besar kemungkinan mengakibatkan tali pusat bayi tertekan dan plasenta terganggu. “Sehingga akan memberi dampak buruk pada bayi dan juga mengakibatkan kematian pada bayi. Bukan tidak mungkin bayi akan kekurangan suplai oksigen ke otaknya,” terang Karno.

Kondisi gawat bisa terjadi apabila cairan amnion/ketuban pecah. Sebab, begitu pecah tidak ada satu bagian dari janin sungsang yang bisa menyumbat jalan lahirnya. Pada bayi normal, bila ketuban pecah, jalan keluar air ketuban tersebut masih dapat tertutup dengan kepala bayi yang langsung turun. Sedangkan pada bayi sungsang, di antara kedua kaki terdapat celah, sehingga air ketuban itu keluar sedikit demi sedikit dan lama-lama habis.

Padahal, makin sedikit air ketuban, makin dekat hubungan antara otot dinding rahim dengan janin. Jadi, ada kemungkinan janin terjepit otot rahim ibu. “Kepala janin yang besar dicengkeram oleh otot rahim dan akan mempersulit persalinan,” jelas Karno. Kemudian, lanjut Karno, karena tali pusat berada di bagian depan tubuh bayi maka pada saat air ketuban itu keluar kadang-kadang bisa membawa sebagian tali pusat itu keluar ke mulut rahim. “Lalu tali pusat yang keluar itu terjepit sehingga suplai makanan dan suplai oksigen untuk janin akan berkurang dan dapat mengakibatkan janin meninggal.”

 

PEMBAHASAN

PERSALINAN SUNGSANG

image

clip_image001 Jenis Persalinan Sungsang

Persalinan pervaginam dibagi 3 (tiga), yaitu :

1. Persalinan Spontan.

2. Manual Aid.

3. Ekstraksi Sungsang.

clip_image001[1] Prosedur Pertolongan Persalinan Normal

1. Tahap pertama : Fase lambat, fase ini hanya untuk melahirakan bokong yaitu bagian janin yang tidak berbahaya.

2. Tahap kedua : Fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut.

3. Fase Ketiga : Fase lambat, karena kepala akan keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi (uterus) kedunia luar yang tekanannya lebih rendah, sehingga kepala harus dilahirkan secara perlahan-lahan.

clip_image001[2] Prosedur Manual Aid

1. Tahapan pertama, lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan kekuatan tenaga ibu sendiri.

2. Tahap kedua, lahirnya bahu dengan lengan yang memakai tenaga penolong.

Cara / teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah secara :

  • Klasik
  • Mueller
  • Lovset
  • Bickenbach

clip_image001[3] Prosedur Ekstrasi Sungsang

Teknik Ekstraksi Kaki

  1. Setelah persiapan selesai, tangan yang searah dengan bagian-bagian kecil janin dimasukkan secara obstetrik kedalam jalan lahir, sedang tangan yang lain membuka labia.
  2. Kedua tangan penolong memegang betis janin.
  3. Pegangan dipindahkan pada pangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang paha, sejajar sumbu panjang dan jari lain didepan paha.
  4. Pangkal paha ditarik curam kebawah sampai trokhanter depan lahir.
  5. Untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus curam ke bawah.
  6. Setelah bokong lahir, maka untuk melahirkan janin dipakai teknik pegangan Femuro-Pelviks, sehingga badan janin ditarik kebawah sampai pusar lahir.
  7. Untuk melahirkan badan janin yang lain dilakukan cara persalinan yang sama seperti pada manual aid.

clip_image001[4] Teknik Ekstraksi Bokong

  1. Ekstraksi bokong dikerjakan bila jenis letak sungsang adalah letak bokong murni dan bokong sudah berada didasar panggul, sehingga sukar untuk menurunkan kaki.
  2. Jari telunjuk tangan penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan kedalam jalan lahir dan diletakkan dipelipatan paha depan.
  3. Jari telunjuk penolong yang lain segera mengait pelipatan paha ditarik curam kebawah sampai bokong lahir.
  4. Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara Femuro-Pelviks, kemudian janin dapat dilahirkan dengan cara manual.

clip_image001[5] Penyulit

1. Sufoksia : terjadi pengecilan rahin sehingga teriadi bangghuan sirkulaso pleceuba dan menimbulkan anoksia janin.

2. Asfiksia Fetalis, mengecilnya uterus pada pada waktu badan janin lahir yang menimbulkan anoksia.

3. Kerusakan jaringan otak, trauma pada otak janin, khususnya pada panggul sempit atau adanya serviks yang belum membuka lengkap atau kepala kanin yang dilahirkan secara mendadak,. Sehingga muncul dekomprese.

4. Fraktur pada tulang-tulang janin :

Kerusakan pada tulang janin dapat berupa :

  1. Fraktur tulang-tulang kepala.
  2. Fraktur humerus ketika hendak melahirkan lengan yang menjungkit.
  3. Paralisis brankialis.
  4. Fraktur femur
  5. Dislokasi bahu.
  6. Dislokasi panggul, terutama pada waktu melahirkan tungkai yang sangat ekstensi
  7. Hematoma otot-otot.

Mengingat penyulit pada janin akibat persalinan pervaginam cukup berat maka perlu dilakukan evaluasi obstertrik dengan teliti sebelum memutuskan untuk melahirkan janin pervaginam.

clip_image001[6] Prosedur Persalinan Sungsang Per Abdominan

  • Persalinan letak sungsang dengan seksio sesarea merupakan cara yang terbaik.
  • Tidak semua letak sungsang harus dilahirkan per abdominan karena sangat sukar untuk melakukan penilaian.
  • Kriteria yang dapat dipakai sebagai pegangan letak sungsang harus dilahirkan per abdominan.

· Primigravida tua

· Nilai social janin tinggi

· Riwayat persalinan yang buruk

· Janin besar, lebih dari 3,5 – 4 kg

· Adanya kesempatan panggul

· Prematuritas

Sumber : Buku Ilmu Bedah Kebidanan

 

clip_image001[7] PERSALINAN SUNGSANG

  • Kaji ulang kondisi. Yakinkan bahwa semua kondisi untuk persalinan aman pervaginam terpenuhi.
  • Berikan dukungan emosional.
  • Persiapan sebelum tindakan : untuk pasien,penolong (operator dan asisten) kelahiran bayi.pasang infus.
  • Pencegahan infeksi sebelum tindakan.
  • Lakukan semua prosedur dengan halus.

clip_image001[8] Bokong sempurna (fleksi) atau bokong dengan ekstensi kaki (Frank Brrech)

Melahirkan Bokong dan Kaki

  • Jika bokong telah mencapai vagina dan pembukaan lengkap, suruh ibu mnengedan bersamaan dengan his.
  • Jika perineum sangat kaku, lakukan episiotomi.
  • Biarkan bokong sampai scapula kelihatan.
  • Pegang bokong hati-hati, jangan lakukan penarikan.
  • Jika kaki tidak lahir spontan, lahirkan satu kaki dengan jalan :

· Tekan belakang lutut

· Genggam tumit dan lahirkan kaki

· Ulangi untuk melahirkan kaki yang lain

  • Pegang pinggul bayi tetapi jangan tarik, dan lahirkan lengan dengan teknik Bracht.

clip_image001[9] Melahirkan Lengan

Lengan berada di dada bayi

  • Biarkan lengan spontan satu demi satu. Jika perlu berikan bantuan.
  • Jika lengan pertama lahir, angkat bokong kea rah perut ibu agar kedua lahir spontan.
  • Jika lengan tidak lahir spontan, tempatkan 1 atau 2 jari di siku bayi dan tekan., agar tangan turun melewati muka.

Lengan lurus ke atas kepala atau terjungkit dibelakang kepala

  • Gunakan perasat / cara Lovset

clip_image001[10] Badan bayi tidak dapat diputar

Jika badan bayi tidak dapat diputar, lahirkan bahu belakang/posterior lebih dulu dengan jalan :

  • Pegang pergelangan kaki dan angkat keatas.
  • Lahirkan bahu belakang.
  • Lahirkan lengan dan tangan
  • Pegang pergelangan kaki dan tarik kebawah.
  • Lahirkan bahu dan lengan depan.

clip_image001[11] Melahirkan Kepala

Melahirkan kepala dengan cara Mauriceau Smeilie Veit

  • Masukkan tangan kiri penolong kedalam vagina.
  • Letakkan badan bayi diatas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah menunggang kuda (untuk penolong kidal letakkkan bayi diatas tangan kanan).
  • Letakkan jari telunjuk dan jari manis pada maksila bayi dan jari tengah di mulut bayi.
  • Tangan kanan memegang / mencengkeram tengkuk bahu bayi, dan jari tengah mendorong oksipital sehingga kepala menjadi fleksi.
  • Dengan koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati-hati tariklah kepala dengan gerakan memutar sesuai dengan jalan lahir.

Catatan : Minta seorang asisten menekan atas tulang pubis ibu sewaktu melahirkan kepala.

  • Angkat badan bayi (posisi menunggang kuda) keatas untuk melahirkan mulut, hidung dan seluruh kepala.

clip_image001[12] Kepala Yang Menyusul

  • Kosongkan kandung kemih.
  • Pastikan pembukaan lengkap.
  • Bungkus bayi dengan kain dan minta asisten memegangnya
  • Pasang cunam biparietal dan lahirkan kepala dalam keadaan fleksi.
  • Jika cunam tidak ada, tekan supraismfisis agar kepala fleksi lahir.

clip_image001[13] Bokong Kaki (Footling Breech)

Janin dengan presentasi bokong kaki, sebaiknya dilahirkan dengan seksio sesarea.

clip_image001[14] Ekstraksi Bokong

Dikerjakan pada presentasi bokong murni dan bokong sudah turun didasar panggul, kalla II tidak maju, atau keadaan janin/ibu yang mengharuskan bayi segera lahir.

clip_image001[15] Perawatan Pasca Persalinan

Sumber :

Prof.Dr.Ida Bagus Gede Manuaba,SpOG;1998.Ilmu KebidananPenyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta,EGC.
Oxorn,Harry&Forte,William R;1996.Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi.Jakarta,Yayasan
Essentia Medica.
.Prawirohardjo, Sarwono;2002.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal.Jakarta,JNPKKR_POGI.
Cunningham FG et al. Premature Rupture of the Membrane. Williams Obstetric, 22st ed. Mc.Graw Hill Publishing Division, New York, 2005.
Wiknjosastro H. Distosia Pada Kelainan Letak Serta Bentuk Janin. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2005.
Fischer Richard et al, Breech Presentation, e medicine, January 2002.

BukuPanduan Praktis Pelayanan Kebidanan Kesehatan Maternal dan Neonatal

http://yuwielueninet.wordpress.com/

http://www.conectique.com/

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar