adf.ly

Selasa, 22 Maret 2011

KIE DALAM PELAYANAN KB

1.      DEFINISI KIE
Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung/tidak langsung melalui saluran komunikasi kpd penerima pesan u/ mendapatkan efek.

Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif dimasyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan komunikasi pribadi maupun komunikasi massa.
Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui masy (pesan yang disampaikan).
Edukasi adalah proses perubahan perilaku ke arah yang positif. Pendidikan kesehatan merupakan kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan.

2.      TUJUAN KIE
Tujuan dilaksanakannya Program KIE, yaitu :
1.           Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan peserta baru
2.           Membina kelestarian peserta KB
3.           Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan
4.           Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab

3.      JENIS-JENIS KEGIATAN DALAM KIE
1.      KIE Individu     : Suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE dengan individu sasaran program KB.
2.      KIE Kelompok : Suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE dengan kelompok (2-15 orang)
3.      KIE Massa        : Suatu proses KIE tentang program KB yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam jumlah besar. 

4.      PRINSIP KIE
Prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE adalah:
a.       Memperlakukan klien dengan sopan, baik dan ramah
b.       Memahami, menghargai dan menerima keadaan ibu sebagaimana adanya
c.        Memberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
d.       Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari
e.       Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaaan dan resiko yang dimiliki ibu

5.   KONSELING KELUARGA BERENCANA
          A.       DEFINISI
proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan KB dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kali kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan
    
         B.          TUJUAN
1)        Meningkatkan penerimaan
Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara mendengarkan, berbicara dan komunikasi non-verbal meningkatkan penerimaan informasi mengenai KB oleh klien
2)        Menjamin pilihan yg cocok
Menjamin petugas dank lien memilih cara terbaik yang sesuai dengan keadaan kesehatan dan kondisi klien
3)        Menjamin penggunaan yg efektif
Konseling efektif diperlukan agar klien mengetahui bagaimana menggunakan KB dengan benar dan mengatasi informasi yang keliru tentang cara tersebut
4)        Menjamin kelangsungan yang lebih lama
Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut memilih cara tersebut, mengetahui cara kerjanya dan mengatasi efeksampingya

       C.       JENIS KONSELING KB
Komponen penting dalam pelayanan KB dibagi 3 tahapan yaitu :
1)      Konseling Awal
        Bertujuan menentukan metode apa yg diambil
        Bila dilakukan dengan objektif langkah ini akan membentu klien untuk memilih jenis KB yang cocok untuknya
Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini :
•      Menanyakan langkah yg disukai klien
•      Apa yg diketahui tentang cara kerjanya, kelebihan dan kekurangannya
2)      Konseling Khusus
        Memberi kesempatan k/ untuk bertanya ttg cara KB dan membicarakan pengalamannya
        Mendapatkan informasi lebih rinci tentang KB yg diinginkannya
        Mendapatkan bantuan untuk memilih metoda KB yang cocok dan mendapatkan penerangan lebih jauh tentang penggunaannya
3)      Konseling Tindak Lanjut
        Konseling lebih bervariasi dari konseling awal
        Pemberi pelayanan harus dapat membedakan masalah yg serius yang memerlukan rujukan dan masalah yang ringan yang dapat diatasi di tempat

       D.      LANGKAH KONSELING
1)   GATHER
G  : GREET
  Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikasi
A : ASK
Tanya keluhan/kebutuhan pasien dan menilai apakah keluhan/ kebutuhan sesuai dengan kondisi yang dihadapi?
T : TELL
  Beritahukan persoalan pokok yg dihadapi pasien dari hasil tukar informasi dan carikan upaya penyelesaiannya
H  : HELP
  Bantu klien memahami & menyelesaikan masalahnya
E   : EXPLAIN
  Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan hasil yang diharapkan mungkin dapat segera terlihat/ diobservasi)
R   : REFER/RETURN VISIT
Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai. Buat jadwal kunjungan Ulang)
2)   Langkah Konseling KB SATU TUJU
Langka SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan berurutan karena menyesuaikan dengan kebutuhan klien.
SA       : Sapa dan salam
·         Sapa klien secara terbuka dan sopan
·         Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi pasien
·         Bangun percaya diri pasien
·         Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
 T       :    Tanya
        Tanyakan informasi tentang dirinya
        Bantu klien pengalaman tentang KB dan kesehatan reproduksi
        Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
U            : Uraiakan
        Uraikan pada klien mengenai pilihannya
        Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang lain
TU     :     BANTU
        Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya
        Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
J       :     Jelaskan
        Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya.
        Jelaskan bagaimana penggunaannya
        Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi
U     :   Kunjungan Ulang
   Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.

       E.      Tahapan konseling dalam pelayanan KB
   Tahapan Konseling dalam pelayanan KB dapat dirinci dalam tahapan sebagai berikut : KIE Motivasi - Bimbingan - Rujukan - KIP/K - yan. Kontrasepsi - Tindak lanjut
1)   KEGIATAN KIE
            a)      Sumber informasi pertama tentang jenis alat/ metode KB dari petugas lapangan KB
            b)      Pesan yang disampaikan :
·                                 Pengertian dan manfaat KB bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga
·                                 Proses terjadinya kehamilan pada wanita (yang kaitannya dengan cara kerja dan metode kontrasepsi)
·                                Jenis alat/metode kontrasepsi, cara pemakaian, cara kerjanya serta lama pemakaian
2)   Kegiatan Bimbingan
           a)      Tindak lanjut dari kegiatan KIE dengan menjaring calon peserta KB
           b)      Tugas penjaringan : memberikan informasi tentang jenis kontrasepsi lebih objektif, benar dan jujur sekaligus meneliti apakah calon peserta memenuhi syarat
           c)      Bila iya  rujuk ke KIP/K
3)   Kegiatan Rujukan
             a)      Rujukan calon peserta KB, utk mendapatkan pelayanan KB
             b)      Rujukan peserta KB, untuk menindaklanjuti komplikasi
4)   Kegiatan KIPK/K
Tahapan dalam KIP/K
a)      Menjajaki alasan pemilihan alat
b)      Menjajaki aa klien sudah mengetahui/ paham ttg alat kontrasepsi tsb
c)      Menjajaki klien tahu/tdk alat kontrasepsi lain
d)      Bila belum, berikan informasi
e)      Beri klien kesempatan untuk mempertimbangkan pilihannya kembali
f)       Bantu klien mengambil keputusan
g)      Beri klien informasi, apapun pilihannya, klien akan diperiksa kesehatannya
h)      Hasil pembicaraan akan dicatat pada lembar konseling
5)   Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi
a)      Pemeriksaan kesehatan : anamnesis dan Px. Fisik
b)      Bila tidak ada kontra indikasi  pelayanan kontrasepsi dapat diberikan
c)      Untuk kontrasepsi jangka panjang perlu inform consent
6)   Kegiatan Tindak Lanjut
a)   Petugas melakukan pemantauan keadaan peserta KB dan diserahkan kembali kepada PLKB


  F.     INFORMED CONSENT
Informed Choice
Informed choice merupakan bentuk persetujuan pilihan tentang: Metode kontrasepsi yang dipilih oleh klien setelah memahami kebutuhan reproduksi yang paling sesuai dengan dirinya / keluarganya; Pilihan tersebut merupakan hasil bimbingan dan pemberian informasi yang obyektif, akurat dan mudah dimengerti oleh klien; Pilihan yang diambil merupakan yang terbaik dari berbagai alternatif yang tersedia.

      1)      Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarga atas informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien
     2)      Setiap tindakan medis yang beresiko harus persetujuan tertulisi ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan (klien) dlm keadaan sadar dan sehat
       3)      Persetujuan diminta apabila prosedur klinik mengandung risiko terhadap keselamatan klien (baik yang terduga atau tak terduga sebelumnya).

Persetujuan tindakan medik (Informed Consent) berisi tentang kebutuhan reproduksi klien, informed choice, dan prosedur klinik yang akan dilakukan; ada penjelasan tentang risiko dalam melakukan prosedur klinik tersebut; standar prosedur yang akan dilakukan dan upaya untuk menghindarkan risiko; klien menyatakan mengerti tentang semua informasi tersebut diatas dan secara sadar memberikan persetujuannya.

Informed consent juga dilakukan pada pasangannya dengan alasan sebagai berikut :
      1.      Aspek hukum, hanya saksi yang mengetahui bahwa pasangannya secara sadar telah memberikan persetujuan terhadap tindakan medik.
       2.      Suami tidak dapat menggantikan posisi istrinya untuk memberikan persetujuan (atau sebaliknya) kecuali pada kondisi khusus / tertentu.
      3.      Secara kultural (Indonesia) suami selalu menjadi penentu dalam memberikan persetujuan tetapi secara hukum, hal tersebut hanya merupakan persetujuan terhadap konsekuensi biaya dan pemahaman risiko (yang telah dijelaskan sebelumnya) yang mungkin timbul dari prosedur klinik yang akan dilakukan.

Referensi
Arjoso, S. 2005. Rencana Strategis BKKBN.
Affandi, B., 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta.
Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.
NRC-POGI, 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana.
www. bkkbn.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar